|
Candi Plaosan, (photo by Didim) |
|
di Candi Kalasan bersama tim Bolang saya kali ini (Ipit, Muti, Nurul) |
Akhirnya saya menulis lagi!
Setelah 2 bulan melakukan kegiatan KKN sebagai tahapan akhir studi saya. Jujur
saja KKN atau Kuliah Kerja Nyata membuat saya tidak produktif mengisi blog saya
ini, bukan karena tidak adanya akses internet di desa (mengingat banyak teman
membawa modem) tapi lebih kepada situasi dan kondisi yang kurang mendukung
terciptanya “mood” yang bagus untuk menulis. Ditambah lagi beragam program yang
menjadi tanggung jawab kami dan harus dilaksanakan. Hehehe..Kali ini saya akan
menceritakan jelajah candi saya beberapa waktu lalu. Bisa dibilang jelajah
candi ini dilakukan sebelum KKN dimulai, saya juga sedikit lupa tapi kalau
tidak salah ingat sekitar bulan Oktober. Ya, di bulan itu seluruh kegiatan Koas
saya dan teman-teman memang sudah berakhir dan KKN pun belum dimulai. Apalagi
yang perlu direncanakan selain jalan-jalan. Bersama dengan teman-teman bolang
saya (Muti, Fiet, Nurul, Efri) dan kali ini ditemani seorang pemain tambahan
yaitu si Didim dengan kamera DSLR nya. Komplit? Sudah pasti! Saya kali ini
membawa “
tour guide” yaitu Mas Dodok
namanya. Dia adalah penjaga kost saya yang lama dan merupakan penduduk lokal
yang tahu segala rute menuju candi-candi terpencil. Jelajah candi saya kali ini
memang bukan ke candi-candi yang sudah terkenal seperti candi Prambanan atau
Ratu Boko, mengingat akses ke sana bisa kami tempuh kapan saja tanpa perlu
susah – susah membawa
tour guide.
|
Hahaha..iseng aja nih.. |
|
|
di salah satu ruang Candi Plaosan |
|
hahaha..its Narsis Time? |
Saya
dan teman-teman berangkat dari kampus sekitar pukul 10.00 WIB dan berhenti
sejenak di pagar Kompleks Candi Prambanan untuk bertemu Mas Dodok yang sudah
menunggu kami disana. Setelah bertemu, tak banyak cakap, kami pun langsung
bergerak menuju lokasi Candi yang pertama yaitu Candi Plaosan dengan sepeda
motor kami. Sepeda motor merupakan moda transportasi yang paling cepat dan
fleksibel menurut saya, apalagi jika lokasi yang ditempuh cenderung “blusukan”
dan akan ada banyak lokasi yang akan dikunjungi dalam satu hari. Candi Plaosan
ini terletak di Kabupaten Klaten, namun tak jauh dari kompleks Candi Prambanan.
Jika Prambanan bercorak Hindu, lain halnya dengan Candi Plaosan yang bercorak
Budha. Candi Plaosan sendiri terbagi menjadi 2 area yaitu Plaosan Lor (Utara)
dan Plaosan Kidul (Selatan). Candi Plaosan Lor merupakan kompleks candi yang
cukup besar dengan beberapa candi utama dan candi-candi kecil ditepinya. Saat
saya dan teman-teman berkunjung, tampak banyak pekerja yang sedang
merehabilitasi candi terutama candi-candi kecil di tepi candi utama. Bagi saya,
ini menunjukkan keseriusan pemda dan dinas setempat dalam menjaga warisan
budaya. Great Job! Bagi saya candi
ini memiliki bentuk arsitektur yang menarik, bisa dibilang ada corak Hindu
meskipun Candi Plaosan adalah Candi Budha. Adanya stupa-stupa yang berdiri
tunggal di lokasi candi jelas menunjukkan corak Budha yang nyata. Sementara
kompleks Plaosan Kidul hanya merupakan kompleks candi yang sempit dengan
beberapa candi yang kecil. Satu pelajaran dari candi Plaosan yang lokasinya
berdekatan dengan Kompleks Candi Prambanan yaitu kerukunan beragama yang jelas
terlihat di masa itu.
|
Didim, Nurul, Ipit dan Muti di salah satu stupa Plaosan =) |
|
Cheers at Candi Banyunibo |
Jelajah
kami di Plaosan berakhir. Saatnya menuju Candi berikutnya yaitu Candi Sojiwan.
Letaknya agak membentang dari lokasi Candi Plaosan yaitu di sebelah selatan.
Ketika kami sampai di lokasi, sangat disayangkan kami mengurungkan niat untuk
memasuki kompleks Candi Sojiwan karena sedang direnovasi total dan penuh dengan
pekerja. Sebenarnya tidak ada larangan untuk masuk, tapi menurut kami percuma
juga masuk, karena kami hanya bisa mengamatinya dari jarak beberapa meter. Jadi
sama saja jika kami mengamatinya dari luar pagar Candi Sojiwan. Sekitar 10
menit kami memandang, akhirnya Mas Dodok mengajak kami untuk melanjutkan
perjalanan menuju Candi berikutnya yaitu Candi Banyunibo. Letaknya lumayan
jauh, dengan medan yang berkerikil dan berbatu-batu. Candi Banyunibo, jika
dilihat dari asal namanya yaitu Banyu = air dan nibo = jatuh maka bentuk candi
ini memang seperti tetesan air. Candi Banyunibo hanya berisi sebuah candi tanpa
ada candi-candi kecil yang mengitarinya. Candi ini bercorak Budha dengan sebuah
stupa di bagian atapnya. Dan yang lebih menarik lagi, di candi ini kami tidak
membayar tiket masuk atau retribusi sama sekali mengingat Mas Dodok adalah
orang lokal yang rata-rata dikenal oleh petugas Candi. Hahaha..nikmat bukan?
Orang lokal adalah pilihan tepat jika kita ingin mengunjungi lokasi-lokasi
wisata terpencil.
|
hiking menuju Candi Barong | |
|
|
|
di gerbang masuk ke candi utama @kompleks Candi Barong |
|
di salah satu candi utama di kompleks Candi Barong |
Selesai
dari Candi Banyunibo, kami pun menuju Candi Barong. Sebenarnya antara Candi
Barong, Candi Banyunibo dan Kompleks Candi Ratu Boko letaknya berdekatan hanya
medan dan ketinggiannya saja yang berbeda. Menurut saya, Candi Barong merupakan
candi yang memiliki bentuk bangunan yang sedikit berbeda dengan candi-candi
yang sebelumnya kami datangi. Dengan letaknya yang diatas bukit mengharuskan
kami sedikit tracking dari lokasi
dimana kami menitipkan motor di rumah penduduk. Candi ini memiliki halaman atau
bisa disebut teras yang cukup luas. Sebelum memasuki Candi di atas maka kami
harus memasuki teras candi yang untuk menuju ke sana pun terdapat beberapa anak
tangga. Ya, bisa dibiliang candi ini memiliki struktur berundak hingga mencapai
candi-candi utama di bagian atas. Setelah melewati teras maka kami pun disambut
dengan sebuah gerbang kecil dengan anak tangga untuk mencapai lokasi
candi-candi utama yang berada di atas. Berdasarkan keterangan yang saya baca
dari papan keterangan, candi ini serupa dengan kompleks candi Gedong Songo yang
terdapat di Bandungan, Kabupaten Semarang. Dan setelah saya lihat memang
struktur bangunannya tidak jauh berbeda dengan corak Hindunya yang terasa.
Panaskah disana? Sudah pasti! Di tengah hari yang cerah, perjalanan menuju ke
sana sangat menguras keringat. Tapi jika ingin dinikmati secara lebih, kita
dapat melihat pemandangan yang luar biasa dari atas bukit. Kondisi alam yang
benar-benar masih asli dapat dirasakan di kompleks Candi Barong ini. Apalagi
saat itu saya dan teman-teman berkesempatan melihat seekor elang yang terbang
di atas kami dengan sangat jelas. Indah bukan? Saatnya kami berpamitan dengan
Candi Barong. Setelah mengisi buku tamu (lagi-lagi kami tidak dipungut biaya
apapun) kami pun bergegas menuju Candi Sari.
|
Kemegahan Candi Sari |
Ya!
Candi Sari adalah Candi Budha yang terletak di utara jadi kami harus
menyeberang jalan utama Jogja – Klaten lagi untuk mencapai lokasinya. Struktur
bangunan Candi Sari yang berbentuk nyaris kubus membuat candi ini tampak megah
dari sisi depan dengan satu pintu utama dan beberapa jendela di sisi depannya.
Candi ini sedikit gersang dengan minimnya pohon di lokasi dan pengelolaan taman
yang tidak maksimal. Setelah kami memasuki pintu candi maka kami menemukan
bahwa candi ini terbagi menjadi 2 ruangan yaitu ruang timur dan barat yang
keduanya memiliki struktur yang sama. Tak lama saya dan teman-teman berada di
candi ini dan di Candi Sari jugalah saya dan teman-teman berpisah dengan Mas
Dodok yang harus pulang untuk menjemput puterinya dari TK. Setidaknya kami
sudah menjelajahi candi-candi terpencil dengan hospitality Mas Dodok. J..Perjalanan pun berlanjut menuju Candi Kalasan sebagai
candi terakhir tujuan saya dan teman-teman. Candi Kalasan yang bercorak Hindu
ini sangat mudah ditemukan, ya tepat berada di sisi selatan jalan utama
Klaten-Jogja. Kompleks Candi Kalasan ini memiliki lingkungan yang sejuk dengan
banyaknya pohon dan tat ataman yang memadai. Saking nyamannya si Didim memilih
tidur sejenak di salah bangku taman dan merelakan DSLR nya untuk kami pakai
berfoto-foto. Bangunan candi ini serupa dengan gaya bangunan Candi Prambanan
yang menggambarkan budaya Hindu yang kental. Di sekitar candi, terdapat banyak
batu-batuan candi dan juga arca-arca yang diletakkan secara teratur di lokasi.
Candi Kalasan bagi saya adalah candi mungil dengan suasana yang nyaman, tenang
dan sangat private sehingga bisa
digunakan untuk sekedar melepas penat sambil melamun J hehehe…Jelajah candi
pun berakhir, kami pun kembali ke area kampus untuk makan siang bersama dan
akhirnya pulang ke kost masing-masing. Indonesia memang luar biasa.....Kenali Negerimu, cintai negerimu....!!
|
Candi Kalasan =) |
|
Bersama tim Bolang di Candi Kalasan |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar