Sabtu, 15 Desember 2012

Sangiran, Aset Besar Indonesia Bagi Dunia



           

           Olala..saya akhirnya berhasil menulis kembali di Desember yang ceria ini. Akhir-akhir ini merasa suatu kebanggaan ketika berhasil menuliskan satu postingan saja dalam sebulan. Ya, ini bukan jalan-jalan terbaru saya, malah, ini sudah berlangsung hampir 3 bulan yang lalu. Belum ada ide, dan yang paling jelas adalah belum adanya mood untuk menulis sehingga mengakibatkan saya menunda cerita kunjungan Sangiran ini hampir 3 bulan lamanya. Mungkin faktor stressor saya yang semakin besar akhir-akhir ini. Stressor jelas berpengaruh pada mood, terutama mood yang menimbulkan antusiasme dalam menulis. Sudah cukup. Saya tidak akan memperpanjang pembahasan mengenai stressor, yang jelas saya sudah berhasil menemukan mood saat ini. Yess! Sangiran, here i come!

Selasa, 16 Oktober 2012

Srigethuk, New Beautiful Landscape of Gunungkidul

Saya bersama sejuknya Srigethuk :)
            
            Aloha..! Sedikit sapaan penuh semangat memang perlu saya bubuhkan di postingan kali ini. 2 bulan sudah berlalu, ya, Agustus-September tanpa postingan satu pun pada blog saya ini. Jangan dipikir saya sibuk berjalan-jalan hingga akhirnya tidak sempat memposting satu tulisan pun. Saya benar-benar full, ya, full jadwal!, apalagi kuliah S2 saya sudah berjalan dengan serentetan tugasnya yang mulai terasa membebani. Haha..mungkin terkesan terlalu jujur mengenai perasaan saya selama menjalani kuliah S2 ini ya. Untungnya saya masih memiliki stok jalan-jalan yang belum sempat saya share disini. Ya, salah satunya adalah air terjun Srigethuk. Keberadaan air terjun ini memang sudah lama saya dengar bersama dengan tim ngebolang saya sejak namanya mulai terangkat di dunia pariwisata Jogja. Namun apa daya, beragam aktivitas dari masing-masing individu membuat kunjungan ke air terjun nan eksotis ini baru terwujud dua bulan yang lalu.

Kamis, 12 Juli 2012

Ramayana, Indahnya Epos dalam Tarian



Saya bersama Laskmana dan Trijata :)

                Petang itu, 9 Juli 2012 sebuah workshop tentang Cardiorespiratory Emergency akhirnya selesai dilaksanakan. Sebuah workshop yang diadakan oleh ADHPHKI (Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia) cabang Jogjakarta, dimana dokter senior tempat saya berkerja menjadi ketuanya, ternyata memberikan kesempatan untuk saya mengikuti workshop tersebut secara gratis dengan melibatkan saya sebagai salah seorang panitianya. Sungguh kesempatan yang luar biasa. Saya diberikan kesempatan untuk menyerap ilmu dari pembicara yang notabene merupakan dokter hewan yang ahli di bidang ini di negara asalnya, Thailand. Sebuah bonus manis pun datang. Ya, tentunya saya tidak akan menceritakan bagaimana menariknya acara workshop dalam postingan kali ini, tapi lebih kepada bonusnya yang memang sungguh manis!.

Minggu, 01 Juli 2012

Jogja Museums Review Part 2


Saya di ruang kerja Ki Hajar Dewantara @ Museum Dewantara Kirti Griya

       
               “Jalan-jalan saya ke museum tak akan pernah berhenti!”, itulah tekad saya dalam hati. Istilah bangsa yang besar adalah yang menghargai sejarahnya memang tidak berlebihan. Jika melihat potret museum di luar negeri yang selalu memiliki pamor, dan seketika menengok museum di negeri sendiri, memang semacam ada hal yang salah dengan museum kita. Entah karena tidak adanya interest dari masyarakatnya atau pengelolaannya yang memang seadanya. Ya, saya pun selalu menemukan kendala untuk sekedar mendapatkan teman jalan untuk berlabuh ke museum. “Hari gini mana ada kawan yang mau diajak berwisata ke museum” pikir saya. Meskipun ada, hanya satu orang yaitu si Rian yang bagi saya memiliki pemikiran-pemikirannya sendiri yang selalu tertarik untuk mengetahui dan mempelajari hal baru. Dan selebihnya? Saya cenderung menculik teman-teman yang tidak hobi ke museum dengan cara membelokkan mereka ke museum sehabis acara shoping atau hedonisme yang lain. Si Dhanti, misalnya, yang selalu menyerah pada situasi untuk ikut ke museum karena berboncengan dengan saya. Hahaha…Not bad! Siapapun, setidak-tidak sukanya dengan museum, dia akan tersenyum dan berpose bersama museum dalam kamera saya. Haha.. :)

Senin, 21 Mei 2012

Candi Sewu, Kemegahan di balik Prambanan



Candi induk di tengah candi apit
       Jalan-jalan kali ini memang saya lakukan sudah hampir 2 bulan yang lalu. Ya, ketika aktivitas saya belum sepadat sekarang yang mengharuskan saya untuk praktek dari jam 3 sore hingga jam 10 malam, 6 hari dalam seminggunya. Hidup adalah pilihan. Di satu sisi menjalankan profesi adalah sebuah kepuasan batin, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ini akan memotong porsi waktu untuk menyalurkan hobi traveling saya. Setidaknya sampai postingan ini dibuat, saya masih berada dalam proses adaptasi. Saya masih berupaya untuk menentukan waktu yang tepat untuk berjalan-jalan lagi di tengah jam kerja sebagai asisten dosen di pagi hari dan sebagai praktisi hewan kesayangan di sore hingga malam harinya. Setidaknya hobi jalan-jalan adalah semacam obat penghilang stres akan rutinitas yang memakan pikiran dan tenaga saya yang harus disempatkan.

Minggu, 29 April 2012

Lava Tour Merapi: Keindahan Sisa Erupsi


Berakting layaknya supir beneran hahaha :)

            Manusia memang tidak ada apa-apanya ketika disandingkan dengan alam. Serupa butiran debu yang dengan mudahnya diterbangkan angin. Begitu kecil, lemah dan seolah tak berarti ketika dihadapkan dengan kuasa semesta. Itulah yang selalu saya rasakan ketika saya berhubungan langsung dengan alam. Di saat-saat seperti itu terkadang pikiran saya melayang, ya, melayang ditengah perasaan yang sedang bergembira menikmati indahnya alam semesta. Pikiran yang melambungkan perasaan saya untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan, sekaligus menyadari dengan penuh keagunganNya yang luar biasa. Saya pun berpikir, layakkah manusia untuk bersombong diri? Pikiran-pikiran inilah yang kadang mengingatkan saya untuk selalu mawas diri. Lupa dan khilaf, tentunya saya juga mengakrabinya. Tapi kesadaran bahwa saya akan berpulang kepadaNya sewaktu-waktu selalu mengingatkan saya yang begitu kecil dan Tuhan yang begitu besar.

Jumat, 27 April 2012

The “Keraton Boko”, Always Worth Seeing!


Saya di depan gerbang kedua :)
       Siapa yang tidak pernah mendengar nama Kraton Ratu Boko? Saya yakin sebagian wisatawan domestik maupun asing pernah mendengarnya. Apalagi jika yang menjadi kota tujuan wisata adalah Jogjakarta dan sekitarnya. Keindahan istana masa lampau dari abad ke-8 Masehi ini tentu akan menjadi alternatif tujuan wisata, terutama bagi penggila wisata peninggalan sejarah seperti saya. Ya, saya memang memasukkan Keraton Boko dalam list tempat wisata yang selalu worth to visit. Sebenarnya kali ini bukan merupakan kunjungan pertama saya ke keraton jaman kejayaan Hindu-Budha ini. Ini adalah keempat kalinya, namun baru kali ini saya dapat menyampaikannya dalam bentuk postingan blog. Mengapa? Karena dalam tiga kunjungan sebelumnya saya hanya mendapatkan status “pernah mengunjunginya” tanpa ada makna “menikmatinya”.
"The World is a book, and those who do not travel read only a page".  (St. Augustine)

Jumat, 13 April 2012

Candi Gebang: Memoar Dahulu dan Sekarang


Saya yang nyengir kepanasan di depan Candi Gebang


        Bagi saya sejarah memang tidak ada habisnya untuk digali. Jika anak muda seumuran saya tidak menyukai kunjungan ke museum ataupun candi dan cenderung lebih menyenangi mall, sebaliknya dengan saya. Ya, tidak munafik, kadang saya pun mencintai mall sebagai salah satu tempat alternatif untuk hang out, tapi berbeda ceritanya ketika berkunjung ke mall tanpa tujuan. Akhir-akhir ini, bisa dibilang saya akan ke mall hanya jika mencari suatu barang yang memang sedang saya butuhkan, entah berupa baju, celana, buku atau pun sekedar mencari tempat makan yang cozy. Kalau pun menemani seorang kawan, pasti saya akan bertanya terlebih dahulu apa tujuannya mengajak saya ke mall. Jadi perlu dicatat: bukan untuk ke mall tanpa tujuan!. Di sisi lain, perjalanan menyusuri sejarah jelas lebih menarik perhatian saya ketimbang hang out ke mall tanpa tujuan. Apalagi sejarah bangsa sendiri yang sudah seharusnya saya kenali dengan baik. Minimal dengan menyusuri sejarah bangsa melalui candi dan museum membuat saya merasakan efek “dari tidak tahu menjadi tahu”. Ya, seperti penelusuran saya kali ini ke Candi Gebang yang terletak di Desa Gebang, Kecamatan Wedomartani, Kab. Sleman. Sebuah candi mini yang sangat berperan dalam tumbuhnya rasa excited saya terhadap wisata candi hingga saat ini.


Senin, 02 April 2012

Beach + Friendship = Adorable Trip!


Friendship @ Krakal Beach

          Tidak berlebihan jika saya selalu menyukai tour de beach sebagai tujuan utama jalan-jalan saya. Terlebih untuk pantai-pantai eksotis dengan pemandangan yang luar biasa. Awan biru cerah, pasir putih dan sinar matahari yang terpantul pada air laut yang menimbulkan gradasi warna biru - turquoise - hijau menjadi alasan kuat mengapa saya sangat mencintai pantai. Terlebih, satu hal lagi yang paling membuat saya selalu menyukai pantai yaitu kekaguman saya yang luar biasa atas lukisan Tuhan yang tergambar melalui panorama pantai, sungguh mengingatkan saya untuk bersyukur atas hidup ini.Thanks God! Its Awesome! Oh ya, meskipun saya tidak bisa berenang, bukan berarti saya anti terjun ke air laut. Ya, bagi saya nyemplung ke air laut adalah cara paling ramah untuk menyapa indahnya laut. Walaupun, untuk melakukan olahraga air, saya tetap memerlukan life jacket sebagai jiwa keberanian saya dalam menantang laut. Jadi,bagi saya tidak bisa berenang bukan berarti anti menantang laut, life jacket kuncinya! Hehe..

Sabtu, 31 Maret 2012

Historika Salatiga dalam Prasasti


Coba perhatikan tulisan dalam prasasti ini =)


          Akhirnya postingan saya kali ini akan mengangkat nama kota asal saya, Salatiga. Ya, sebagai jawaban atas pertanyaan teman-teman sekolah saya dulu yang selalu menegur saya untuk lebih seksama dalam menjelajahi wisata di Salatiga. Saya sadar betul, bahwa kota asal saya ini hanya berupa kotamadya kecil di Provinsi Jawa Tengah yang berdekatan  dengan jajaran kabupaten-kabupaten seperti Kabupaten Semarang dan Boyolali. Pariwisata yang ditawarkan pun tidak banyak, mengingat lokasinya yang berada di lereng timur Gunung Merbabu membuat Salatiga menawarkan wisata alam yang cukup ordinary. Jika saya bisa menyebutkan, dari semua pariwisata yang dimiliki Salatiga mungkin hanya Kawasan Wisata Kopeng yang cukup terdengar namanya di masyarakat. Wisata Kopeng ini pun sangat ordinary, dimana menurut saya progress pariwisata di kawasan ini pun berjalan sangat lambat. Tidak banyak berubah sejak saya masih balita hingga saya kini yang sudah berusia 24 tahun. Ya, sangat ordinary dengan ciri khasnya yang berupa villa-villa di kawasan sejuk plus wisata kebun sayur, buah dan tanaman hias, meskipun sekarang terdapat Kopeng Tree Top bagi wisatawan yang ingin ber-outbound ria. Bagi saya, Kopeng cukup recommended bagi Anda yang ingin beristirahat dari rutinitas sehari-hari, tapi tidak bagi Anda yang mencari petualangan.

Jumat, 30 Maret 2012

Candi Klero: Diam Bertapa di Balik Kebisingan



              

               Perjalanan kali ini mungkin bisa disebut sebagai jawaban atas rasa penasaran saya terhadap wisata sejarah yang lokasinya berdekatan dengan kota asal saya, Salatiga. Sejak kecil saya selalu menganggap bahwa tidak ada objek wisata yang recommended untuk dikunjungi ketika Anda akan berkunjung ke Salatiga. Entah karena minimnya informasi dan pengelolaan atau memang karena tidak adanya objek wisata yang mumpuni. Untuk itu saya pun harus berusaha mencari informasi secara ekstra dibandingkan biasanya, agar dapat menggali potensi wisata yang terdapat di Salatiga dan sekitarnya. Berbekal informasi dari blog traveling seorang kawan, saya mendapatkan informasi mengenai situs Candi Klero yang terletak di Desa Klero, Kec. Tengaran, Kabupaten Semarang yang tidak jauh untuk ditempuh dari Salatiga. Saya dan keluarga pun menempuh waktu perjalanan yang relatif singkat, hanya sekitar 20 menit dari pusat kota Salatiga.

Kamis, 08 Maret 2012

Jogja Museum Review : Untukmu Museum Batik Yogyakarta..

(Photo by http://batik.cindelaras.com)Dibalik kesederhanaan bangunannya, museum ini menyimpan dedikasi yang luar biasa dari sang pemilik

            Berjudul panjang dalam postingan kali ini memang saya sengaja. Ya, saya juga sengaja menulisnya dengan cepat sebagai rasa kekaguman yang luar biasa akan dedikasi manusia di balik sebuah museum sederhana yang terletak di sisi selatan Stasiun Lempuyangan ini. Pada awalnya, kunjungan saya kali ini adalah untuk membayar rasa penasaran saya akan museum ini yang batal saya kunjungi di tahun lalu karena tutup. Sekaligus ingin memasukkannya dalam postingan yang sedang saya garap  yaitu Jogja Museums : Review Part 2. Tapi yang saya dapatkan ternyata jauh lebih besar daripada yang saya ekspektasikan sebelumnya. Ya, berjudul “Untukmu Museum Batik Yogyakarta”, saya dedikasikan ini secara terpisah dari review edisi kedua saya, sebagai rasa salut dan kagum saya akan ketekunan, kecintaan, dan pengabdian seorang wanita dalam menjaga dan menghargai Batik, sebagai warisan budaya bangsa.

Senin, 27 Februari 2012

Hectic Trip : Soerabaja!



         Berjudul hetic trip memang sangat tepat dalam menggambarkkan jalan-jalan singkat saya di Surabaya (hanya 2 hari) yang bisa dibilang grusa-grusu. Ya, begitu orang Jawa menyebutnya, jalan-jalan kali ini jauh dari kata nikmat dan santai. Sebenarnya, tujuan utama saya mengunjungi Surabaya adalah memenuhi panggilan wawancara kerja dari salah satu perusahaan perunggasan di sana. Tapi, alangkah sayangnya jika tidak sekaligus memanfaatkan moment ini dengan menjelajahi sudut-sudut pariwisata Surabaya. Apalagi saya adalah tipe orang yang selalu penasaran dengan pariwisata dan kebudayaan yang ditawarkan oleh suatu wilayah. Terlebih lagi ini adalah Surabaya, sebuah kota metropolis yang sarat akan suasana super sibuk, lalu lintas padat dan hiruk-pikuk perkotaan dengan sinar matahari yang selalu terik. Akhirnya rasa Ingin tahu saya semakin besar dan mendorong saya dan Sidik (seorang kolega dokter hewan) untuk stay satu hari lebih lama di Surabaya.

Sabtu, 18 Februari 2012

Candi Sukuh dan Cetho: Eksotisme nan Erotis!


Cuma satu kata..Unik!

               Setelah hampir sebulan berlalu, saya baru sempat memposting cerita jalan-jalan saya kali ini dalam  menyusuri sisi historis Karanganyar yang bagi saya sangat menarik. Ya, selain memiliki panorama alam yang luar biasa cantik dengan perkebunan tehnya yang terhampar luas bak karpet hijau, ternyata kabupaten yang merupakan eks karesidenan Surakarta ini juga menyimpan jejak historis yang mengagumkan. Berada di kaki Gunung Lawu, tersisa hasil karya peradaban yang unik dan megah, yaitu Candi Sukuh dan Cetho. Dua nama candi yang terkenal akan keunikan arsitekturnya yang lain daripada yang lain. Alasan itulah yang melatar belakangi acara jalan-jalan saya kali ini bersama tim dokter hewan bahagia yang terdiri dari Desem, Didim, Rian dan Satria. Ya, kami berlima memang berniat untuk menikmati masa peralihan ini setelah dilantik sebagai dokter hewan baru pada Desember lalu. Sebagian besar dari kami memang ingin melanjutkan S2 (termasuk saya akhirnya) yang baru dimulai pada bulan Juli mendatang, dan sebagian lagi karena sedang menanti masa kerja yang dengan bebas mereka atur sendiri. Jadi layak kan kalau saya menyebutnya tim dokter hewan bahagia? karena kami bukan pengangguran tanpa tujuan. Hehe..

Rabu, 08 Februari 2012

Antara Ngarsopuro dan Triwindu


Saya bersama koleksi topeng di Triwindu

         Solo memang ngga ada matinya kalau urusan belanja. Ya, sedari awal saya menyadari bahwa salah satu jenis wisata yang sangat diandalkan oleh Kota Solo adalah wisata belanja. Kota yang sarat akan budaya Jawa ini memang asyik untuk ditelusuri, terutama setiap sudut wisata belanjanya. Pada postingan sebelumnya (2 Hari Menantang Matahari-red) saya membawakan tema wisata batik di Solo, ya,  mulai dari Kampung Batik sampai Pasar Batik yang ada di sana dengan beragam motif batik yang cukup murah tentunya. Hmm..suatu keisengan akhirnya membawa saya menelusuri sudut wisata belanja yang lain. Ya, di suatu weekend  dimana posisi saya masih sangat santai (baca: karena masih sebagai jobseeker) akhirnya membuat saya lebih sering menyambangi kota budaya di Jawa Tengah ini ketika weekend tiba. Cukup dengan menggunakan kereta api ekonomi Prameks (Prambanan Ekspress) dengan rute Jogja-Solo PP maka saya pun sudah bisa berpergian dengan cukup nyaman (walaupun akhir-akhir ini saya lebih sering tidak kebagian tempat duduk di Prameks) hanya dengan membayar Rp. 10.000,-. Hehehe..apalagi di Solo ada Mas Billy (calon kakak ipar nih!) yang kamarnya selalu open untuk saya tiduri ketika saya mengunjungi Solo. Jadi saya tidak perlu berpikir panjang lagi jika ingin menghabiskan weekend di Kota Solo yang bagi saya memiliki suasana unik tersediri, yang berbeda dengan Jogja, meskipun saya sangat cinta Jogja.

Jumat, 03 Februari 2012

Mengintip Torehan Alam di Goa Pindul




       Mungkin akhir-akhir ini nama Goa Pindul sering kita dengar baik dari media informasi maupun dari mulut ke mulut, ya, dari mereka yang sudah merasakan serunya ber-cave tubbing ria di sana. Goa Pindul yang terletak di Dusun Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul ini memang sedang naik daun rupanya. Keseruan yang ditawarkan olehnya membuat saya sendiri sudah merencanakan perjalanan menuju ke sana sejak jaman KKN sekitar dua bulan yang lalu. Suatu kegembiraan yang tidak direncanakan, memang,  ketika seorang teman saya, Desem, tiba-tiba menawari saya untuk ikutan ber-cave tubbing ria di Goa Pindul pada pertengahan Januari yang lalu. Seketika saya mengiyakan ajakan tersebut. Apalagi jalan-jalan kali ini beranggotakan Satria, Ardhy, Desem dan juga Thira (pacar Ardhy). Rombongan inilah yang dulu juga mengajak saya menikmati indahnya beberapa pantai selatan di Kabupaten Gunungkidul ketika jaman kami masih kuliah.

Minggu, 29 Januari 2012

Menengok Alam dan Sang Bapak Pembangunan di Bumi Karanganyar


Saya di depan pintu masuk Grojogan Sewu =)

          Sebenarnya ini merupakan cerita jalan-jalan saya yang sudah cukup lama, dan baru sempat saya membahasnya dalam postingan kali ini. Lebih tepatnya ini merupakan cerita jalan-jalan bersama keluarga besar saya. Ya, jujur saja, saya akhir-akhir ini lebih menikmati untuk ngebolang sendirian atau bersama kawan-kawan seumuran saya, daripada bersama keluarga. Mengapa? Bukan karena saya tidak cinta keluarga. Bagi saya keluarga adalah segala-galanya. Tapi ketika berwisata bersama keluarga itu artinya harus mengharmonisasikan berbagai hal yang bagi saya, justru mengakibatkan wisata itu menjadi seadanya. Pertama, ketika kita berwisata bersama keluarga itu artinya kita harus menurut pada kemampuan dan keinginan dari sebagian besar anggota keluarga. Jangan harap kita dapat mengeksplorasi wisata-wisata terpencil yang medannya cenderung repot dan jelas dihindari oleh sebagian besar anggota keluarga. Kedua, berbagai pertimbangan terutama keamanan ketika berwisata akan membuat kita tidak mendapatkan sensasi adrenalin yang sebenarnya ditawarkan dari beberapa tempat wisata. Iya kan? Ini terlihat dari saya yang mencoba membandingkan ber-flying fox ketika bersama anggota keluarga dan sendirian. Ketika sendirian, saya dengan cepatnya memutuskan, membayar tiket dan seketika meluncur. Nah, ketika bersama keluarga, berbagai pertimbangan dan kekhawatiran muncul dari pihak keluarga sehingga harus berlama-lama untuk meyakinkan bahwa saya akan baik-baik saja. Percaya atau tidak, feel-nya pun berkurang lho..

Kamis, 26 Januari 2012

Semarang Kabupaten: Budaya, Alam dan Heritage


Saya di tengah panorama pegunungan yang masih asri!

            Ya, ini masih kelanjutan dari rangkaian perjalanan saya selama 3 hari di Semarang. Jika selama 2 hari sebelumnya saya manfaatkan untuk menikmati Semarang Kota yang benar-benar menghadirkan suasana perkotaan dengan segala kesibukannya, kini saatnya saya menikmati sesuatu yang berbeda. Memang, hari terakhir ini sengaja saya manfaatkan untuk menikmati sejuk dan hijaunya Kabupaten Semarang. Bisa dibayangkan betapa menyenangkannya suasana di sana, apalagi saya diberi kesempatan untuk menginap semalam di rumah Ani yang terletak di bawah lokasi wisata Bandungan. Dari awal, tujuan saya di Kabupaten Semarang memang lebih ingin menikmati destinasi yang terletak di Ambarawa bagian atas, bukan di Ungaran yang notabene ibukota kabupaten. Ya, karena saya mencari suasana pedesaan dengan alam yang hijau, udara yang segar dan keinginan untuk melihat local wisdoms.

Senin, 23 Januari 2012

Menelusuri Semarang Kota – Hari Dua


Saya di salah satu sudut Lawang Sewu
        
         Setelah semalaman berusaha tidur nyenyak di dalam losmen yang notabene hanya berbayar Rp. 60.000,-/ malam dengan kasur tipisnya, saya pun rela bangun pagi-pagi untuk segera sholat shubuh, mandi dan packing. Hehehe.. intinya, saya tidak mau berlama-lama di losmen dan segera check out. Pagi itu Ani menjemput saya pada pukul 07.00 pagi dan kemudian bergegas menuju rumah pakdhenya untuk meletakkan tas ransel saya. Pagi itu, kami memutuskan untuk mencari sarapan terlebih dulu di daerah kampus Undip yang berada di Tembalang. Ya, akhirnya kami mencoba sarapan nasi gandul  yang jauh dari ekspektasi saya. Padahal, nasi gandul khas Pati (baca: asal Ayah saya) ini rasanya benar-benar nikmat jika ditemui di tempat asalnya. Bahkan nasi gandul yang saya cicipi pagi itu jauh lebih tidak enak dibandingkan langganan saya di Jogja. Hahaha..apapun itu, yang jelas bisa digunakan untuk mengganjal perut saya, sebelum melanjutkan perjalanan di Semarang Kota di hari kedua ini.

Sabtu, 21 Januari 2012

Menelusuri Semarang Kota – Hari Satu



           Entah apa yang membuat saya tiba-tiba memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kota Semarang. Sedari saya kecil (baca: saya sempat hidup di Semarang), saya tidak pernah menganggap kota ini istemewa. Apalagi dengan suasananya yang panas terik dan lalu lintas yang semrawut tanpa ada pengendara  yang mau mengalah. Belum lagi, masalah drainase yang membuat kota ini sulit terhindar dari yang namanya comberan di ruas-ruas jalan, apalagi musim hujan seperti ini. Hahaha.. Apapun itu, terlepas dari berbagai kekurangannya, saya tetap penasaran untuk menelusuri potensi wisata Semarang kota ini yang sebenarnya cukup beragam. Ya, berawal dari saya mengunjungi salah satu toko buku diskon di Jl. Gejayan Jogja beberapa waktu lalu. Biasa, saya sering mengisi waktu luang dengan membaca atau mencari buku di toko buku langganan saya itu. Tidak sengaja, saya membuka-buka buku Travellicious Semarang. Bahkan saya tidak membacanya secara detail, tetapi hanya sekilas dan melihat-lihat gambarnya saja. Lantas, “Kenapa ga ke Semarang aja ya weekend ini?” pikir saya. Selain itu, saya memiliki rasa penasaran yang cukup besar akan berwisata di kota ini. Sedari kecil, ayah saya memang kurang suka berwisata di Kota Semarang. Mentok-mentoknya ya ke mall di area Simpang Lima mengingat ibu dan kakak saya yang hobi window shoping. Atau, kalau engga, ya langsung lewat jalan tol tanpa memasuki wilayah Semarang kota. Haha..akhirnya saya pun menghubungi kawan-kawan SMA saat di Salatiga yang berkuliah di Universitas Diponegoro. Beberapa diantaranya membalas, tapi hanya si Ani yang sempat dan bersedia menemani saya untuk berwisata di Kota Semarang ini. Yupp! Rencana saya beres, tinggal berangkat!

Jumat, 20 Januari 2012

Jogja Museums : Review


Saya di salah satu sudut halaman Ullen Sentalu
            Jogja memang provinsi yang kaya akan potensi wisata dan saya yakin siapa pun tahu itu. Memang benar kan?. Mau wisata budaya, alam, heritage, edukasi, museum maupun wisata minat khusus seperti desa wisata, semuanya ada di Jogja. Jika ada slogan “Jogja Istemewa”, bagi saya benar adanya, bagi saya Jogja memang selalu istemewa. Kali ini saya akan mengangkat museum dalam postingan saya. Lantas mengapa museum? Bagi saya, tujuan wisata yang satu ini kerap kali kurang mendapat perhatian entah dari wisatawan yang kemudian mengakibatkan pengelola museum wegah-wegahan atau sebaliknya, pengelola museum yang wegah-wegahan dan mengkibatkan para wisatawan susah mengakses museum (ini fakta lho, dalam postingan sebelumnya, saya berniat mengunjungi museum, sudah sampai, dan ternyata museumnya tutup, kecewa berat!). Bukan karena jam operasionalnya sudah berakhir, tapi menurut saya memang tidak adanya hawa kehidupan di beberapa museum yang membuat saya menyimpulkan bahwa pengelola museum memang wegah-wegahan. Well, apapun itu, kali ini saya akan memberikan review sedikit tentang museum-museum yang  pernah saya kunjungi di Jogja, ya lebih tepatnya museum-museum di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, mengingat saya belum pernah mengakses museum di Kab. Gunung Kidul (museum wayang Kekayon yang terletak di Jl. Wonosari ternyata masuk dalam wilayah Kab. Bantul secara administratif hehe.., baru tahu saya) dan juga Bantul (ada Museum Batik Joglo Tjipto Wening dan Museum Purbakala Pleret yang belum saya kunjungi), sementara di Kab. Kulon Progo saya tidak yakin ada museum di sana. Hehehe… ;p

Sabtu, 07 Januari 2012

2 Hari Menantang Matahari -- day 2 !


kami saat di Galabo

             Yippi! Postingan kedua saya tentang 2 hari menantang matahari akhirnya terkerjakan juga. Ya, dengan sedikit gembira, ini adalah postingan pertama saya setelah gelar baru melekat di depan nama panjang saya. Postingan pertama setelah saya resmi menyandang gelar dokter hewan yang saya telah upayakan selama 5 tahun ini. Hehehe.. dengan kondisi kesehatan yang buruk (flu, batuk, suara serak – hilang entah kemana) akibat job interview yang berurutan-- jalan-jalan—persiapan pelantikan dan sumpah dokter – musim hujan – dan kurangnya istirahat membuat kesehatan saya benar-benar drop!. Tapi, saya akan tetap menceritakan jalan-jalan saya bersama  pasangan duta wisata tersantai, tergokil dan ter-apa adanya yang saya pernah kenal. Ya, cerita kali ini masih sama seperti postingan sebelumnya, saya masih berjalan-jalan bersama ayu dan adi, namun dengan setting tempat yang berbeda.