Minggu, 29 Januari 2012

Menengok Alam dan Sang Bapak Pembangunan di Bumi Karanganyar


Saya di depan pintu masuk Grojogan Sewu =)

          Sebenarnya ini merupakan cerita jalan-jalan saya yang sudah cukup lama, dan baru sempat saya membahasnya dalam postingan kali ini. Lebih tepatnya ini merupakan cerita jalan-jalan bersama keluarga besar saya. Ya, jujur saja, saya akhir-akhir ini lebih menikmati untuk ngebolang sendirian atau bersama kawan-kawan seumuran saya, daripada bersama keluarga. Mengapa? Bukan karena saya tidak cinta keluarga. Bagi saya keluarga adalah segala-galanya. Tapi ketika berwisata bersama keluarga itu artinya harus mengharmonisasikan berbagai hal yang bagi saya, justru mengakibatkan wisata itu menjadi seadanya. Pertama, ketika kita berwisata bersama keluarga itu artinya kita harus menurut pada kemampuan dan keinginan dari sebagian besar anggota keluarga. Jangan harap kita dapat mengeksplorasi wisata-wisata terpencil yang medannya cenderung repot dan jelas dihindari oleh sebagian besar anggota keluarga. Kedua, berbagai pertimbangan terutama keamanan ketika berwisata akan membuat kita tidak mendapatkan sensasi adrenalin yang sebenarnya ditawarkan dari beberapa tempat wisata. Iya kan? Ini terlihat dari saya yang mencoba membandingkan ber-flying fox ketika bersama anggota keluarga dan sendirian. Ketika sendirian, saya dengan cepatnya memutuskan, membayar tiket dan seketika meluncur. Nah, ketika bersama keluarga, berbagai pertimbangan dan kekhawatiran muncul dari pihak keluarga sehingga harus berlama-lama untuk meyakinkan bahwa saya akan baik-baik saja. Percaya atau tidak, feel-nya pun berkurang lho..

Kamis, 26 Januari 2012

Semarang Kabupaten: Budaya, Alam dan Heritage


Saya di tengah panorama pegunungan yang masih asri!

            Ya, ini masih kelanjutan dari rangkaian perjalanan saya selama 3 hari di Semarang. Jika selama 2 hari sebelumnya saya manfaatkan untuk menikmati Semarang Kota yang benar-benar menghadirkan suasana perkotaan dengan segala kesibukannya, kini saatnya saya menikmati sesuatu yang berbeda. Memang, hari terakhir ini sengaja saya manfaatkan untuk menikmati sejuk dan hijaunya Kabupaten Semarang. Bisa dibayangkan betapa menyenangkannya suasana di sana, apalagi saya diberi kesempatan untuk menginap semalam di rumah Ani yang terletak di bawah lokasi wisata Bandungan. Dari awal, tujuan saya di Kabupaten Semarang memang lebih ingin menikmati destinasi yang terletak di Ambarawa bagian atas, bukan di Ungaran yang notabene ibukota kabupaten. Ya, karena saya mencari suasana pedesaan dengan alam yang hijau, udara yang segar dan keinginan untuk melihat local wisdoms.

Senin, 23 Januari 2012

Menelusuri Semarang Kota – Hari Dua


Saya di salah satu sudut Lawang Sewu
        
         Setelah semalaman berusaha tidur nyenyak di dalam losmen yang notabene hanya berbayar Rp. 60.000,-/ malam dengan kasur tipisnya, saya pun rela bangun pagi-pagi untuk segera sholat shubuh, mandi dan packing. Hehehe.. intinya, saya tidak mau berlama-lama di losmen dan segera check out. Pagi itu Ani menjemput saya pada pukul 07.00 pagi dan kemudian bergegas menuju rumah pakdhenya untuk meletakkan tas ransel saya. Pagi itu, kami memutuskan untuk mencari sarapan terlebih dulu di daerah kampus Undip yang berada di Tembalang. Ya, akhirnya kami mencoba sarapan nasi gandul  yang jauh dari ekspektasi saya. Padahal, nasi gandul khas Pati (baca: asal Ayah saya) ini rasanya benar-benar nikmat jika ditemui di tempat asalnya. Bahkan nasi gandul yang saya cicipi pagi itu jauh lebih tidak enak dibandingkan langganan saya di Jogja. Hahaha..apapun itu, yang jelas bisa digunakan untuk mengganjal perut saya, sebelum melanjutkan perjalanan di Semarang Kota di hari kedua ini.

Sabtu, 21 Januari 2012

Menelusuri Semarang Kota – Hari Satu



           Entah apa yang membuat saya tiba-tiba memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kota Semarang. Sedari saya kecil (baca: saya sempat hidup di Semarang), saya tidak pernah menganggap kota ini istemewa. Apalagi dengan suasananya yang panas terik dan lalu lintas yang semrawut tanpa ada pengendara  yang mau mengalah. Belum lagi, masalah drainase yang membuat kota ini sulit terhindar dari yang namanya comberan di ruas-ruas jalan, apalagi musim hujan seperti ini. Hahaha.. Apapun itu, terlepas dari berbagai kekurangannya, saya tetap penasaran untuk menelusuri potensi wisata Semarang kota ini yang sebenarnya cukup beragam. Ya, berawal dari saya mengunjungi salah satu toko buku diskon di Jl. Gejayan Jogja beberapa waktu lalu. Biasa, saya sering mengisi waktu luang dengan membaca atau mencari buku di toko buku langganan saya itu. Tidak sengaja, saya membuka-buka buku Travellicious Semarang. Bahkan saya tidak membacanya secara detail, tetapi hanya sekilas dan melihat-lihat gambarnya saja. Lantas, “Kenapa ga ke Semarang aja ya weekend ini?” pikir saya. Selain itu, saya memiliki rasa penasaran yang cukup besar akan berwisata di kota ini. Sedari kecil, ayah saya memang kurang suka berwisata di Kota Semarang. Mentok-mentoknya ya ke mall di area Simpang Lima mengingat ibu dan kakak saya yang hobi window shoping. Atau, kalau engga, ya langsung lewat jalan tol tanpa memasuki wilayah Semarang kota. Haha..akhirnya saya pun menghubungi kawan-kawan SMA saat di Salatiga yang berkuliah di Universitas Diponegoro. Beberapa diantaranya membalas, tapi hanya si Ani yang sempat dan bersedia menemani saya untuk berwisata di Kota Semarang ini. Yupp! Rencana saya beres, tinggal berangkat!

Jumat, 20 Januari 2012

Jogja Museums : Review


Saya di salah satu sudut halaman Ullen Sentalu
            Jogja memang provinsi yang kaya akan potensi wisata dan saya yakin siapa pun tahu itu. Memang benar kan?. Mau wisata budaya, alam, heritage, edukasi, museum maupun wisata minat khusus seperti desa wisata, semuanya ada di Jogja. Jika ada slogan “Jogja Istemewa”, bagi saya benar adanya, bagi saya Jogja memang selalu istemewa. Kali ini saya akan mengangkat museum dalam postingan saya. Lantas mengapa museum? Bagi saya, tujuan wisata yang satu ini kerap kali kurang mendapat perhatian entah dari wisatawan yang kemudian mengakibatkan pengelola museum wegah-wegahan atau sebaliknya, pengelola museum yang wegah-wegahan dan mengkibatkan para wisatawan susah mengakses museum (ini fakta lho, dalam postingan sebelumnya, saya berniat mengunjungi museum, sudah sampai, dan ternyata museumnya tutup, kecewa berat!). Bukan karena jam operasionalnya sudah berakhir, tapi menurut saya memang tidak adanya hawa kehidupan di beberapa museum yang membuat saya menyimpulkan bahwa pengelola museum memang wegah-wegahan. Well, apapun itu, kali ini saya akan memberikan review sedikit tentang museum-museum yang  pernah saya kunjungi di Jogja, ya lebih tepatnya museum-museum di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, mengingat saya belum pernah mengakses museum di Kab. Gunung Kidul (museum wayang Kekayon yang terletak di Jl. Wonosari ternyata masuk dalam wilayah Kab. Bantul secara administratif hehe.., baru tahu saya) dan juga Bantul (ada Museum Batik Joglo Tjipto Wening dan Museum Purbakala Pleret yang belum saya kunjungi), sementara di Kab. Kulon Progo saya tidak yakin ada museum di sana. Hehehe… ;p

Sabtu, 07 Januari 2012

2 Hari Menantang Matahari -- day 2 !


kami saat di Galabo

             Yippi! Postingan kedua saya tentang 2 hari menantang matahari akhirnya terkerjakan juga. Ya, dengan sedikit gembira, ini adalah postingan pertama saya setelah gelar baru melekat di depan nama panjang saya. Postingan pertama setelah saya resmi menyandang gelar dokter hewan yang saya telah upayakan selama 5 tahun ini. Hehehe.. dengan kondisi kesehatan yang buruk (flu, batuk, suara serak – hilang entah kemana) akibat job interview yang berurutan-- jalan-jalan—persiapan pelantikan dan sumpah dokter – musim hujan – dan kurangnya istirahat membuat kesehatan saya benar-benar drop!. Tapi, saya akan tetap menceritakan jalan-jalan saya bersama  pasangan duta wisata tersantai, tergokil dan ter-apa adanya yang saya pernah kenal. Ya, cerita kali ini masih sama seperti postingan sebelumnya, saya masih berjalan-jalan bersama ayu dan adi, namun dengan setting tempat yang berbeda.