Friendship @ Krakal Beach |
Tidak
berlebihan jika saya selalu menyukai tour
de beach sebagai tujuan utama jalan-jalan saya. Terlebih untuk
pantai-pantai eksotis dengan pemandangan yang luar biasa. Awan biru cerah,
pasir putih dan sinar matahari yang terpantul pada air laut yang menimbulkan
gradasi warna biru - turquoise -
hijau menjadi alasan kuat mengapa saya sangat mencintai pantai. Terlebih, satu
hal lagi yang paling membuat saya selalu menyukai pantai yaitu kekaguman saya
yang luar biasa atas lukisan Tuhan yang tergambar melalui panorama pantai,
sungguh mengingatkan saya untuk bersyukur atas hidup ini.Thanks God! Its Awesome! Oh ya, meskipun saya tidak bisa berenang,
bukan berarti saya anti terjun ke air laut. Ya, bagi saya nyemplung ke air laut adalah cara paling ramah untuk menyapa
indahnya laut. Walaupun, untuk melakukan olahraga air, saya tetap memerlukan life jacket sebagai jiwa keberanian saya
dalam menantang laut. Jadi,bagi saya tidak bisa berenang bukan berarti anti
menantang laut, life jacket kuncinya!
Hehe..
Perjalanan dari satu pantai ke
pantai lain dalam hari yang sama tentunya sangat memancing antusiasme saya.
Beruntung saya tinggal di Jogja yang memiliki sejumlah pantai eksotis di
kabupaten Gunungkidul. Ya, deretan pantai berpasir putih dengan panorama laut
yang indah terdapat di sana. Nggak
kalah deh dengan Bali!. Apalagi sebagian besar dari pantai-pantai tersebut
belum tereksplorasi secara komersil sehingga masih banyak pantai private yang bisa dinikmati secara
total. Jika dalam postingan sebelumnya (Beautiful
Beach Gunungkidul—red) saya sudah mengenalkan beberapa pantai seperti
Sundak, Wediombo, dan Kukup, nah kali ini saya akan mengajak Anda untuk
menikmati eksotisme pantai lainnya yaitu Pantai Sepanjang, Krakal dan
Indrayanti yang juga terdapat di kabupaten Gunungkidul.
Satria berada di depan papan selamat datang |
Apalagi
tur menjelajahi pantai ini selalu ditemani oleh kawan-kawan terdekat saya yang
membuat warna-warni perjalanan ini terasa lebih menarik. Ya, ditemani Dhanti
(seorang kawan wanita yang dengan kulit eksotisnya berharap bisa berjodoh
dengan bule, intinya si dhanti ini
merasa belum berada pada pangsa pasar yang tepat hahaha..*kidding) dan juga
Satria (seorang kawan yang sudah berulang kali menemani saya jalan-jalan bahkan
di tour de beach sebelumnya). Kami
bertiga memang dokter hewan-dokter hewan yang masih mondar-mandir di kampus karena memiliki rencana untuk melanjutkan
studi S2 pada Juli nanti. Jadi ketika bosan melanda, pelesirlah obatnya!
Sajian sederhana di Sepanjang |
Kami pun melakukan perjalanan kali
ini tidak pada weekend atau hari
libur seperti wisatawan pada umumnya. Ya, berhubung dua kawan saya ini tidak ngekost alias tinggal bersama
keluarganya di Jogja, membuat saat weekend
adalah saat yang dikhususkan untuk family
time. Jadi tidak heran, ketika weekend
tiba saya lebih sering ngebolang sendirian meskipun hanya menjelajahi
objek-objek wisata terdekat. Pilihan kami pun jatuh pada hari Kamis, ya, hari
dimana paginya kami tetap harus melakukan kultur bakteri di ruang laboratorium
demi lancarnya serangkaian acara penelitian. Sesudahnya, kami pun segera cabut! Hmm..jika dilihat dari timing-nya sih memang nggak tepat. Kami berangkat dari Jogja
pada pukul 9 lewat, sehingga bisa dipastikan kami akan sampai lokasi ketika
matahari benar-benar di atas ubun-ubun! Damn
Hot! Tapi, mau gimana lagi? Keinginan untuk segera mengaburkan penat
menjadi dorongan yang sangat kuat bagi kami.
Saya bersama panorama Pantai Sepanjang |
Prediksi kami pun tepat. Kami sampai
pada lokasi yang pertama yaitu Pantai Sepanjang pada pukul 11.00 WIB. Matahari
jelas menyengat dengan teriknya. Keinginan untuk terjun langsung ke pantai pun
terurung sejenak. Ya, kalah dengan perut yang sudah bergejolak karena lapar,
belum sempat sarapan pagi tadi. Pantai Sepanjang mungkin bisa disebut sebagai
pantai yang masih asli, hanya diramaikan oleh kios-kios penjual makanan, yang
itu pun tidak semuanya buka. Sepi memang, tapi keaslian pantai ini dengan
pasirnya yang putih dan air lautnya yang jernih bergradasi membuat pantai ini good looking! Kami pun segera menyantap
mie instan sebagai satu-satunya makanan berat yang ditawarkan oleh sebuah kios
di sana. Cukup murah, harga mie instan dan kelapa muda utuhnya pun sangat cocok
dengan kantong mahasiswa. Seusai makan, kami pun menyempatkan berfoto dahulu
sebelum akhirnya berpindah ke lokasi berikutnya yaitu Pantai Indrayanti. Pantai
Sepanjang ini pun tidak banyak memiliki spot
untuk berfoto yang menarik, ya, seperti namanya, pantai ini hanya tampak
sebagai garis pesisir yang panjang dengan pasirnya yang putih dan airnya yang
jernih. Not bad! Oke, lets move on!
Indrayanti, colourful beach! |
Indrayanti, blue sea! |
Kami pun beranjak menuju Pantai
Indrayanti. Ya, sebuah pantai di kabupaten Gunungkidul yang namanya sangat
berkibar satu tahun belakangan ini. Bagaimana tidak? Indrayanti terlihat
sebagai satu-satunya pantai yang well-organized!
Bisa dibilang Indrayanti sedang dikembangkan menjadi sebuah kawasan resort yang oke. Adanya penginapan
menghadap pantai dengan harganya yang sedang (Rp. 350.000,-/malam), restoran
masakan laut juga fasilitas olahraga air seperti jetski, membuat Indrayanti
jelas terlihat mencolok jika dibandingkan dengan pantai lainnya yang cenderung
orisinil. Belum lagi deretan payung pantai yang bisa disewa untuk sekedar duduk
maupun berjemur menghadap birunya laut. Bagi saya, pantai ini hidup! Ya, salut
dengan pihak pengelola yang telah mengembangkan kawasan ini dengan begitu
maksimal. Belum lagi, restorannya yang menghadirkan konsep gubuk-gubuk kayu
yang menghadap ke laut sehingga wisatawan pun dapat bersantap sambil menikmati
panorama laut yang indah. Selain spot-spot
yang menarik tersebut, sebenarnya Indrayanti memiliki spot foto alami yang tak kalah indah, apalagi kalau bukan jajaran
tebing-tebing yang tak beraturan bentuknya. Ya, besar-besar, dan ketika pasang
naik pun tebing-tebing ini tampak di tengah laut. Awesome! Saya pun yakin, Indrayanti akan tumbuh berkembang menjadi resort yang luar biasa dalam beberapa
tahun ke depan. Tuhan, beri saya
kesempatan untuk kembali ke Indrayanti lagi! Aminn!
Dhanti bersama jajaran tebing Indrayanti =) |
Oh ya, berhubung Indrayanti sudah
dikemas dengan apiknya, maka jangan heran jika harga makanan, persewaan
fasilitas bahkan sampai biaya parkir pun relatif lebih tinggi daripada
pantai-pantai lainnya yang masih orisinil. Tapi saya pun berani jamin, Anda
tidak akan kecewa karena pernah mengunjunginya. Oke lets move again! Pemberhentian ketiga kami jatuh pada pantai
Krakal. Ya, berbekal saran dari Dhanti (dia ini juga pecinta pantai, setidaknya
dia tahu pantai mana saja yang recommended
untuk dikunjungi) yang menyebutkan bahwa di Krakal terdapat private beach yang jarang orang
mengunjunginya. Kalau saya boleh bilang, private
beach ini lebih tepat disebut sebagai sisi pantai yang agak jauh dari
lokasi utama yang memang cukup sepi. Jadi, saya pun merasa total dengan pantai
yang satu ini. Ya, total dalam basah-basahan,
mengambil beragam angle foto sampai
sekedar duduk di pasir menatap indahnya alam yang terdapat di depan mata saya.
Di pantai ini, saya banyak memotret sisi eksotisme Dhanti dibalik teriknya matahari,
sungguh sinar matahari memberikan efek lighting
yang sempurna! (*kidding) hahaha..sementara Satria lebih banyak duduk di kursi
pohon di tepian pantai, entah sibuk sms-an dengan siapa atau mungkin
membayangkan suasana yang romantis jika ia datang kemari bersama nonanya. Kami
pun menyempatkan untuk berfoto bertiga dengan auto-timer dan menancapkan kamera di pasir. Oke..10 seconds..and then clappp!!
Eksotisme Dhanti @ Krakal Beach |
Foto bertiga =) |
Waktu sudah menunjukkan pukul 2
siang rupanya, saat yang pas untuk mencari pemberhentian kuliner. Ya, untuk
sekedar minum es demi melegakan kerongkongan atau mencari cemilan khas laut.
Apalagi ada Dhanti dalam perjalanan kali ini. Dia selain beach lover juga merupakan culinary
traveler. Wisata kuliner adalah favoritnya sehingga tak heran jika
sepanjang perjalanan, irama makan - minum
- makan - minum lagi selalu
dilakukannya sampai dia pun merasa eneg
karena perutnya yang penuh dahsyat! Haha..full
of laugh kalau melihat hobi jajannya yang luar biasa. Pemberhentian
terakhir kami lakukan di Pantai Baron. Pantai ini memang cukup ramai oleh
warung-warung makan, penjual souvenir kerajinan, dan kios cemilan laut.
Sementara pantainya sendiri tidak begitu indah karena pasirnya yang cenderung
coklat, bukan pasir putih. Kami pun mengurungkan niat untuk menyapa laut Baron
mengingat sinar matahari yang sudah sangat tidak bersahabat. Cukup dengan
menikmati segelas es soda gembira dan dilanjutkan dengan membeli camilan laut
(udang goreng dan kripik rumput laut), kami pun mengakhiri perjalanan ini.
Saya & Krakal =) |
Eksotisme identik dengan hitam? Hahaha *kidding |
Bagi saya teman perjalanan adalah
faktor penting yang sangat dapat memberikan kesan tersendiri pada akhir
perjalanan. Ya, bisa menggembirakan suatu perjalanan atau bahkan dapat membuat
perjalanan menjadi ilfeel alias
kacau. Tergantung teman yang Anda bawa. Kalau saya sih lebih memilih untuk
berjalan-jalan bersama orang-orang yang sudah mengenal dekat satu sama lain.
Intinya, jika sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, dalam
perjalanan akan jarang muncul konflik. Nah, saya berikan contoh tipe teman
perjalanan yang menurut kriteria saya dapat membuat saya ilfeel yaitu:
1. Teman perjalanan yang ngaret dari waktu janjian (untuk yang
satu ini mungkin masih ditolerir jika ngaretnya
berbarengan dengan teman-teman yang lain, namun jika semua sudah kumpul dan
hanya kurang satu orang, tidak ada alasan untuk tidak meninggalkannya). Oh ya,
saya akui bahwa saya juga cenderung memiliki kebiasaan jam karet, tapi tidak
untuk urusan traveling. Jika saya ngaret
untuk urusan kuliah atau hal-hal yang serius, wajar bukan? karena keseriusan
pasti cenderung membuat bosan Hahaha..
2. Teman perjalanan yang sangat
menghitung rupiah demi rupiahnya sampai detail. Ya, saya akui jalan-jalan hemat
sangatlah diidamkan oleh setiap traveler.
Tapi bukan berarti kikir kan? Saya sempat memiliki pengalaman jalan-jalan
dengan seorang teman yang benar-benar menghitung rupiah demi rupiahnya bahkan
sampai ragu untuk mengeluarkan uang. Payah kan? Bagi saya, ketika sudah
memutuskan untuk berjalan-jalan bersama kawan-kawan, ya, santai saja, selama
kita sudah mem-budget-kan sekian
rupiah untuk perjalanan, tidak perlu khawatir untuk cost-sharing dengan kawan-kawan lainnya. Toh, semuanya untuk
kenikmatan bersama.
3. Teman perjalanan yang inkonsisten.
Ya, untuk kriteria yang satu ini diberikan kepada teman-teman yang sudah deal untuk mengikuti sebuah perjalanan
tapi jauh dari kata menikmati perjalanan itu sendiri. Contohnya: sudah tahu
dari awal jika untuk menuju sebuah lokasi diperlukan jalan kaki yang lumayan
jauh, nah pada saat melaluinya justru banyak mengeluh. Atau, sudah tahu mau ke
pantai di siang hari tapi malah takut pada panasnya matahari dan lebih memilih
untuk sok idih dengan berteduh. Bagi
saya, orang-orang seperti ini tidak akan bisa menikmati setiap perjalanan, wong keputusan sudah diambil, kok malah nggak konsisten. Nikmati saja apa yang
ada di depan mata, terlebih kita sudah memprediksikannya dari awal. Kenikmatan
sebuah perjalanan bukan hanya terlihat nikmat pada pose sebuah foto, tapi lebih
kepada menikmatinya secara langsung.
Oke, sekian postingan saya kali ini. Saya ingatkan Anda untuk
selalu tepat dalam memilih teman perjalanan. Teruslah menelusuri alam, seni,
budaya dan sejarah Indonesia! Kenali negerimu, Cintai Negerimu!
Selamat pagi..dan I’ll always love beach
and friendship!!
Menyapa pasir Krakal =) Love beach! |
Sumpahhh jd pengen ke pantaii. uda sering denger soal pantai indrayanti yg katanya bagus. keren bgt foto2nya!! lautnya biru jernih trus pasir putih. btw aku di jogja hampir 8 thn blm pnh ke pantai2 yg bagus, cuma paris sama depok..hahaha. itu semua di gunungkidul yah?
BalasHapusha? Paris ama Depok?
Hapushahaha..itu dua pantai yang paling males untuk ak kunjungi...iya semuanya ada di gunungkidul best..bagus2 disana..bener-bener refreshing..ayo best, kunjungi mereka..dijamin ga nyesel
paris ama depok jelek pantainya..bikin ga pengen nyebur. iyah, kpn2 aku kesana deh :D
Hapusiya best..kotor..ak cm tau klo depok itu unggul di kuliner lautnya yang serba murah tp nikmat..haha..iya, you must try it! apalagi dijadiin family-trip..deket,bagus dan dijamin puas :D
Hapus