Senin, 02 April 2012

Beach + Friendship = Adorable Trip!


Friendship @ Krakal Beach

          Tidak berlebihan jika saya selalu menyukai tour de beach sebagai tujuan utama jalan-jalan saya. Terlebih untuk pantai-pantai eksotis dengan pemandangan yang luar biasa. Awan biru cerah, pasir putih dan sinar matahari yang terpantul pada air laut yang menimbulkan gradasi warna biru - turquoise - hijau menjadi alasan kuat mengapa saya sangat mencintai pantai. Terlebih, satu hal lagi yang paling membuat saya selalu menyukai pantai yaitu kekaguman saya yang luar biasa atas lukisan Tuhan yang tergambar melalui panorama pantai, sungguh mengingatkan saya untuk bersyukur atas hidup ini.Thanks God! Its Awesome! Oh ya, meskipun saya tidak bisa berenang, bukan berarti saya anti terjun ke air laut. Ya, bagi saya nyemplung ke air laut adalah cara paling ramah untuk menyapa indahnya laut. Walaupun, untuk melakukan olahraga air, saya tetap memerlukan life jacket sebagai jiwa keberanian saya dalam menantang laut. Jadi,bagi saya tidak bisa berenang bukan berarti anti menantang laut, life jacket kuncinya! Hehe..
            Perjalanan dari satu pantai ke pantai lain dalam hari yang sama tentunya sangat memancing antusiasme saya. Beruntung saya tinggal di Jogja yang memiliki sejumlah pantai eksotis di kabupaten Gunungkidul. Ya, deretan pantai berpasir putih dengan panorama laut yang indah terdapat di sana. Nggak kalah deh dengan Bali!. Apalagi sebagian besar dari pantai-pantai tersebut belum tereksplorasi secara komersil sehingga masih banyak pantai private yang bisa dinikmati secara total. Jika dalam postingan sebelumnya (Beautiful Beach Gunungkidul—red) saya sudah mengenalkan beberapa pantai seperti Sundak, Wediombo, dan Kukup, nah kali ini saya akan mengajak Anda untuk menikmati eksotisme pantai lainnya yaitu Pantai Sepanjang, Krakal dan Indrayanti yang juga terdapat di kabupaten Gunungkidul.

Satria berada di depan papan selamat datang

         Apalagi tur menjelajahi pantai ini selalu ditemani oleh kawan-kawan terdekat saya yang membuat warna-warni perjalanan ini terasa lebih menarik. Ya, ditemani Dhanti (seorang kawan wanita yang dengan kulit eksotisnya berharap bisa berjodoh dengan bule, intinya  si dhanti ini merasa belum berada pada pangsa pasar yang tepat hahaha..*kidding) dan juga Satria (seorang kawan yang sudah berulang kali menemani saya jalan-jalan bahkan di tour de beach sebelumnya). Kami bertiga memang dokter hewan-dokter hewan yang masih mondar-mandir di kampus karena memiliki rencana untuk melanjutkan studi S2 pada Juli nanti. Jadi ketika bosan melanda, pelesirlah obatnya!

Sajian sederhana di Sepanjang

            Kami pun melakukan perjalanan kali ini tidak pada weekend atau hari libur seperti wisatawan pada umumnya. Ya, berhubung dua kawan saya ini tidak ngekost alias tinggal bersama keluarganya di Jogja, membuat saat weekend adalah saat yang dikhususkan untuk family time. Jadi tidak heran, ketika weekend tiba saya lebih sering ngebolang sendirian meskipun hanya menjelajahi objek-objek wisata terdekat. Pilihan kami pun jatuh pada hari Kamis, ya, hari dimana paginya kami tetap harus melakukan kultur bakteri di ruang laboratorium demi lancarnya serangkaian acara penelitian. Sesudahnya, kami pun segera cabut! Hmm..jika dilihat dari timing-nya sih memang nggak tepat. Kami berangkat dari Jogja pada pukul 9 lewat, sehingga bisa dipastikan kami akan sampai lokasi ketika matahari benar-benar di atas ubun-ubun! Damn Hot! Tapi, mau gimana lagi? Keinginan untuk segera mengaburkan penat menjadi dorongan yang sangat kuat bagi kami.

Saya bersama panorama Pantai Sepanjang


            Prediksi kami pun tepat. Kami sampai pada lokasi yang pertama yaitu Pantai Sepanjang pada pukul 11.00 WIB. Matahari jelas menyengat dengan teriknya. Keinginan untuk terjun langsung ke pantai pun terurung sejenak. Ya, kalah dengan perut yang sudah bergejolak karena lapar, belum sempat sarapan pagi tadi. Pantai Sepanjang mungkin bisa disebut sebagai pantai yang masih asli, hanya diramaikan oleh kios-kios penjual makanan, yang itu pun tidak semuanya buka. Sepi memang, tapi keaslian pantai ini dengan pasirnya yang putih dan air lautnya yang jernih bergradasi membuat pantai ini good looking! Kami pun segera menyantap mie instan sebagai satu-satunya makanan berat yang ditawarkan oleh sebuah kios di sana. Cukup murah, harga mie instan dan kelapa muda utuhnya pun sangat cocok dengan kantong mahasiswa. Seusai makan, kami pun menyempatkan berfoto dahulu sebelum akhirnya berpindah ke lokasi berikutnya yaitu Pantai Indrayanti. Pantai Sepanjang ini pun tidak banyak memiliki spot untuk berfoto yang menarik, ya, seperti namanya, pantai ini hanya tampak sebagai garis pesisir yang panjang dengan pasirnya yang putih dan airnya yang jernih. Not bad! Oke, lets move on!

Indrayanti, colourful beach!


Indrayanti, blue sea!

            Kami pun beranjak menuju Pantai Indrayanti. Ya, sebuah pantai di kabupaten Gunungkidul yang namanya sangat berkibar satu tahun belakangan ini. Bagaimana tidak? Indrayanti terlihat sebagai satu-satunya pantai yang well-organized! Bisa dibilang Indrayanti sedang dikembangkan menjadi sebuah kawasan resort yang oke. Adanya penginapan menghadap pantai dengan harganya yang sedang (Rp. 350.000,-/malam), restoran masakan laut juga fasilitas olahraga air seperti jetski, membuat Indrayanti jelas terlihat mencolok jika dibandingkan dengan pantai lainnya yang cenderung orisinil. Belum lagi deretan payung pantai yang bisa disewa untuk sekedar duduk maupun berjemur menghadap birunya laut. Bagi saya, pantai ini hidup! Ya, salut dengan pihak pengelola yang telah mengembangkan kawasan ini dengan begitu maksimal. Belum lagi, restorannya yang menghadirkan konsep gubuk-gubuk kayu yang menghadap ke laut sehingga wisatawan pun dapat bersantap sambil menikmati panorama laut yang indah. Selain spot-spot yang menarik tersebut, sebenarnya Indrayanti memiliki spot foto alami yang tak kalah indah, apalagi kalau bukan jajaran tebing-tebing yang tak beraturan bentuknya. Ya, besar-besar, dan ketika pasang naik pun tebing-tebing ini tampak di tengah laut. Awesome! Saya pun yakin, Indrayanti akan tumbuh berkembang menjadi resort yang luar biasa dalam beberapa tahun ke depan. Tuhan, beri  saya kesempatan untuk kembali ke Indrayanti lagi! Aminn!

Dhanti bersama jajaran tebing Indrayanti =)


            Oh ya, berhubung Indrayanti sudah dikemas dengan apiknya, maka jangan heran jika harga makanan, persewaan fasilitas bahkan sampai biaya parkir pun relatif lebih tinggi daripada pantai-pantai lainnya yang masih orisinil. Tapi saya pun berani jamin, Anda tidak akan kecewa karena pernah mengunjunginya. Oke lets move again! Pemberhentian ketiga kami jatuh pada pantai Krakal. Ya, berbekal saran dari Dhanti (dia ini juga pecinta pantai, setidaknya dia tahu pantai mana saja yang recommended untuk dikunjungi) yang menyebutkan bahwa di Krakal terdapat private beach yang jarang orang mengunjunginya. Kalau saya boleh bilang, private beach ini lebih tepat disebut sebagai sisi pantai yang agak jauh dari lokasi utama yang memang cukup sepi. Jadi, saya pun merasa total dengan pantai yang satu ini. Ya, total dalam basah-basahan, mengambil beragam angle foto sampai sekedar duduk di pasir menatap indahnya alam yang terdapat di depan mata saya. Di pantai ini, saya banyak memotret sisi eksotisme Dhanti dibalik teriknya matahari, sungguh sinar matahari memberikan efek lighting yang sempurna! (*kidding) hahaha..sementara Satria lebih banyak duduk di kursi pohon di tepian pantai, entah sibuk sms-an dengan siapa atau mungkin membayangkan suasana yang romantis jika ia datang kemari bersama nonanya. Kami pun menyempatkan untuk berfoto bertiga dengan auto-timer dan menancapkan kamera di pasir. Oke..10 seconds..and then clappp!!
Eksotisme Dhanti @ Krakal Beach


Foto bertiga =)

            Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang rupanya, saat yang pas untuk mencari pemberhentian kuliner. Ya, untuk sekedar minum es demi melegakan kerongkongan atau mencari cemilan khas laut. Apalagi ada Dhanti dalam perjalanan kali ini. Dia selain beach lover juga merupakan culinary traveler. Wisata kuliner adalah favoritnya sehingga tak heran jika sepanjang perjalanan, irama makan - minum  -  makan - minum lagi selalu dilakukannya sampai dia pun merasa eneg karena perutnya yang penuh dahsyat! Haha..full of laugh kalau melihat hobi jajannya yang luar biasa. Pemberhentian terakhir kami lakukan di Pantai Baron. Pantai ini memang cukup ramai oleh warung-warung makan, penjual souvenir kerajinan, dan kios cemilan laut. Sementara pantainya sendiri tidak begitu indah karena pasirnya yang cenderung coklat, bukan pasir putih. Kami pun mengurungkan niat untuk menyapa laut Baron mengingat sinar matahari yang sudah sangat tidak bersahabat. Cukup dengan menikmati segelas es soda gembira dan dilanjutkan dengan membeli camilan laut (udang goreng dan kripik rumput laut), kami pun mengakhiri perjalanan ini.

Saya & Krakal =)


Eksotisme identik dengan hitam? Hahaha *kidding


            Bagi saya teman perjalanan adalah faktor penting yang sangat dapat memberikan kesan tersendiri pada akhir perjalanan. Ya, bisa menggembirakan suatu perjalanan atau bahkan dapat membuat perjalanan menjadi ilfeel alias kacau. Tergantung teman yang Anda bawa. Kalau saya sih lebih memilih untuk berjalan-jalan bersama orang-orang yang sudah mengenal dekat satu sama lain. Intinya, jika sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, dalam perjalanan akan jarang muncul konflik. Nah, saya berikan contoh tipe teman perjalanan yang menurut kriteria saya dapat membuat saya ilfeel yaitu:
1.   Teman perjalanan yang ngaret dari waktu janjian (untuk yang satu ini mungkin masih ditolerir jika ngaretnya berbarengan dengan teman-teman yang lain, namun jika semua sudah kumpul dan hanya kurang satu orang, tidak ada alasan untuk tidak meninggalkannya). Oh ya, saya akui bahwa saya juga cenderung memiliki kebiasaan jam karet, tapi tidak untuk urusan traveling. Jika saya ngaret untuk urusan kuliah atau hal-hal yang serius, wajar bukan? karena keseriusan pasti cenderung membuat bosan Hahaha..
2.   Teman perjalanan yang sangat menghitung rupiah demi rupiahnya sampai detail. Ya, saya akui jalan-jalan hemat sangatlah diidamkan oleh setiap traveler. Tapi bukan berarti kikir kan? Saya sempat memiliki pengalaman jalan-jalan dengan seorang teman yang benar-benar menghitung rupiah demi rupiahnya bahkan sampai ragu untuk mengeluarkan uang. Payah kan? Bagi saya, ketika sudah memutuskan untuk berjalan-jalan bersama kawan-kawan, ya, santai saja, selama kita sudah mem-budget-kan sekian rupiah untuk perjalanan, tidak perlu khawatir untuk cost-sharing dengan kawan-kawan lainnya. Toh, semuanya untuk kenikmatan bersama.
3.   Teman perjalanan yang inkonsisten. Ya, untuk kriteria yang satu ini diberikan kepada teman-teman yang sudah deal untuk mengikuti sebuah perjalanan tapi jauh dari kata menikmati perjalanan itu sendiri. Contohnya: sudah tahu dari awal jika untuk menuju sebuah lokasi diperlukan jalan kaki yang lumayan jauh, nah pada saat melaluinya justru banyak mengeluh. Atau, sudah tahu mau ke pantai di siang hari tapi malah takut pada panasnya matahari dan lebih memilih untuk sok idih dengan berteduh. Bagi saya, orang-orang seperti ini tidak akan bisa menikmati setiap perjalanan, wong keputusan sudah diambil, kok malah nggak konsisten. Nikmati saja apa yang ada di depan mata, terlebih kita sudah memprediksikannya dari awal. Kenikmatan sebuah perjalanan bukan hanya terlihat nikmat pada pose sebuah foto, tapi lebih kepada menikmatinya secara langsung.

Oke, sekian postingan saya kali ini. Saya ingatkan Anda untuk selalu tepat dalam memilih teman perjalanan. Teruslah menelusuri alam, seni, budaya dan sejarah Indonesia! Kenali negerimu, Cintai Negerimu! Selamat pagi..dan I’ll always love beach and friendship!!
           
           
Menyapa pasir Krakal =) Love beach!
            

4 komentar:

  1. Sumpahhh jd pengen ke pantaii. uda sering denger soal pantai indrayanti yg katanya bagus. keren bgt foto2nya!! lautnya biru jernih trus pasir putih. btw aku di jogja hampir 8 thn blm pnh ke pantai2 yg bagus, cuma paris sama depok..hahaha. itu semua di gunungkidul yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha? Paris ama Depok?
      hahaha..itu dua pantai yang paling males untuk ak kunjungi...iya semuanya ada di gunungkidul best..bagus2 disana..bener-bener refreshing..ayo best, kunjungi mereka..dijamin ga nyesel

      Hapus
    2. paris ama depok jelek pantainya..bikin ga pengen nyebur. iyah, kpn2 aku kesana deh :D

      Hapus
    3. iya best..kotor..ak cm tau klo depok itu unggul di kuliner lautnya yang serba murah tp nikmat..haha..iya, you must try it! apalagi dijadiin family-trip..deket,bagus dan dijamin puas :D

      Hapus