|
Saya bersama Laskmana dan Trijata :) |
Petang itu, 9 Juli 2012 sebuah workshop tentang Cardiorespiratory Emergency akhirnya selesai dilaksanakan. Sebuah workshop yang diadakan oleh ADHPHKI
(Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia) cabang Jogjakarta,
dimana dokter senior tempat saya berkerja menjadi ketuanya, ternyata memberikan
kesempatan untuk saya mengikuti workshop
tersebut secara gratis dengan melibatkan saya sebagai salah seorang panitianya.
Sungguh kesempatan yang luar biasa. Saya diberikan kesempatan untuk menyerap
ilmu dari pembicara yang notabene merupakan dokter hewan yang ahli di bidang
ini di negara asalnya, Thailand.
Sebuah bonus manis pun datang. Ya, tentunya saya tidak akan menceritakan
bagaimana menariknya acara workshop
dalam postingan kali ini, tapi lebih kepada bonusnya yang memang sungguh
manis!.
Selepas
acara, secara tiba-tiba sebuah sms masuk ke handphone
saya. Sebuah ajakan untuk menonton Ramayana
Ballet secara open air di kawasan
wisata Candi Prambanan dari dokter senior saya. Inilah yang saya sebut sebagai
bonus manis. Saya memang pernah menonton
Ramayana Ballet sebelumnya, tapi
tidak untuk yang disajikan secara open
air. Ya, kunjungan ke Ramayana Ballet
kali ini memang ditujukan untuk menemani para dokter dari Thailand untuk berekreasi di Jogjakarta sebelum mereka kembali ke negara
asalnya lusa hari. Seketika saya pun mengiyakan ajakan ini. Siapa yang bakal
menolak? Apalagi saya selalu tertarik dengan acara jalan-jalan yang menyangkut
seni dan budaya. Memang badan mulai terasa letih, belum mandi dan masih
berkostum kemeja, sama persis ketika saya berangkat dari kost saya tadi pagi. But don’t mind. Ternyata para dokter
dari Thailand
juga masih berkostum sama seperti saat workshop
digelar.
|
Adegan Anoman sang duta |
Pertunjukan
open air Ramayana Ballet ini memang
lebih memukau dari yang saya pernah lihat sebelumnya. Ya, dulu saya menontonnya
secara indoor di Gedung Trimurti yang
juga terletak di kawasan Candi Prambanan bersama kawan-kawan Dimas Diajeng
Sleman dan secara gratis pula tentunya. Hehe.. Untuk yang kali ini ternyata
lebih terasa megahnya. Sendratari indah yang ditampilkan dengan latar Candi
Prambanan yang disorot lampu keemasan menghadirkan suasana yang begitu amazing. Babak demi babak pun dihadirkan
dengan kepiawaian para penarinya dengan tata lampu panggung yang senantiasa
berubah-ubah warna demi mengangkat feel
dari setiap episode-nya. Sungguh menghibur. Saya memang tidak berlebihan jika
menyebutnya sebagai bonus manis, ya, pertunjukan open air malam itu ternyata berhasil me-refresh pikiran saya sejenak.
|
Babak pertempuran bala tentara Rahwana dengan pasukan kera :) |
Malam
itu pertunjukkan dimulai pada pukul 19.30 WIB, tapi namanya juga orang Indonesia, ya,
sudah berusaha untuk datang ontime
tetap saja budaya saling tunggu-menunggu menyebabkan keterlambatan 30 menit
sehingga kami pun kehilangan episode pertama. Pertunjukan sendratari Ramayana
ini sendiri terbagi menjadi 4 episode. Episode pertama akan menceritakan
hilangnya Dewi Shinta yang diculik Rahwana, episode kedua menceritakan Anoman
sebagai utusan Rama, episode ketiga tentang peperangan antara bala tentara
Rahwana dengan pasukan kera yang diakhiri dengan kematian Kumbokarno dan
episode terakhir yang menceritakan api suci Dewi Shinta. Bagi saya episode
terakhir adalah episode yang paling menarik. Dewi Shinta membuktikan
kesuciannya kepada Rama dengan gambaran membakarkan diri di tengah-tengah
penari yang menyimbolkan api yang sedang berkobar-kobar. Menarik, cantik dan
indah. Gambaran api dalam episode terakhir ini dengan warna merah, oranye dan
kuningnya, ditambah permainan lampu menghadirkan emosi tersendiri bagi saya.
Hmm..penari-penari api itu sukses menghadirkan general effect yang cantik dalam closing sebuah pertunjukan Ramayana
Ballet.
|
Pertarungan Rama dan Rahwana
|
Kematian Rahwana |
|
Pertunjukan
pun akhirnya berakhir dengan dihantarkannya Dewi Shinta oleh Brama Sang Dewa
Api kepada Rama. Ya, setiap orang pasti tahu bahwa epos Ramayana menyajikan
cerita kesetiaan cinta Rama dan Shinta dengan happy ending story. Bagi saya, epos ini tidak sekedar memberikan
pelajaran moral. Penyajiannya dalam bentuk tarian jawa nan indah membuat epos
ini hidup dalam kemegahan budaya dan tradisi. Tidak heran, Ramayana Ballet berhasil menjuarai PATA Gold Award Winner di tahun 2012
ini. Dalam perlombaan tersebut Ramayana
Ballet berhasil mengalahkan 180 kontestan dari 79 negara untuk kategori Heritage and Culture. Oh ya, di akhir
acara pihak penyelenggara memberikan kesempatan kepada para penonton untuk
berfoto bersama para penarinya dan tentunya saya pun tidak melewatkan
kesempatan ini. Ya, meskipun tidak bisa berfoto bersama Rama dan Shinta karena
tingginya animo penonton, saya pun akhirnya berfoto bersama Laskmana (adik
Rama) dan Trijata (istri Rahwana) sebagai solusinya. Bagi Anda yang ingin
menonton Ramayana Ballet secara open air silahkan atur jadwal Anda untuk
menontonnya di bulan Mei - Oktober, karena di bulan November – April pertunjukkan
ini dihadirkan secara indoor di
gedung Trimurti. Untuk reservasi tiketnya, Anda dapat menghubungi pihak
pengelola di (0274) 496408 dan selamat menikmati indahnya epos Ramayana dalam
balutan tarian jawa dengan general effect-nya
yang cantik! Proud to be Indonesian, Kenali Negerimu, Cintai Negerimu!
|
Adegan api suci Dewi Shinta |
wah, kau ini selalu bikin ngiri... dari dulu pengen liat ramayana ballet blm kesampaian :(
BalasHapushehehe...mahal juga lho mut..yg paling murah Rp. 150.000,-..tapi untungnya dua kali ak nonton, dan dua2nya gratis..jadinya udah ngrasain pertunjukkan yg indoor maupun outdoor.. *next is Bandung, kamu hrs nemenin loh :)
Hapus