Kamis, 12 Juli 2012

Ramayana, Indahnya Epos dalam Tarian



Saya bersama Laskmana dan Trijata :)

                Petang itu, 9 Juli 2012 sebuah workshop tentang Cardiorespiratory Emergency akhirnya selesai dilaksanakan. Sebuah workshop yang diadakan oleh ADHPHKI (Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia) cabang Jogjakarta, dimana dokter senior tempat saya berkerja menjadi ketuanya, ternyata memberikan kesempatan untuk saya mengikuti workshop tersebut secara gratis dengan melibatkan saya sebagai salah seorang panitianya. Sungguh kesempatan yang luar biasa. Saya diberikan kesempatan untuk menyerap ilmu dari pembicara yang notabene merupakan dokter hewan yang ahli di bidang ini di negara asalnya, Thailand. Sebuah bonus manis pun datang. Ya, tentunya saya tidak akan menceritakan bagaimana menariknya acara workshop dalam postingan kali ini, tapi lebih kepada bonusnya yang memang sungguh manis!.


            Selepas acara, secara tiba-tiba sebuah sms masuk ke handphone saya. Sebuah ajakan untuk menonton Ramayana Ballet secara open air di kawasan wisata Candi Prambanan dari dokter senior saya. Inilah yang saya sebut sebagai bonus manis.   Saya memang pernah menonton Ramayana Ballet sebelumnya, tapi tidak untuk yang disajikan secara open air. Ya, kunjungan ke Ramayana Ballet kali ini memang ditujukan untuk menemani para dokter dari Thailand untuk berekreasi di Jogjakarta sebelum mereka kembali ke negara asalnya lusa hari. Seketika saya pun mengiyakan ajakan ini. Siapa yang bakal menolak? Apalagi saya selalu tertarik dengan acara jalan-jalan yang menyangkut seni dan budaya. Memang badan mulai terasa letih, belum mandi dan masih berkostum kemeja, sama persis ketika saya berangkat dari kost saya tadi pagi. But don’t mind. Ternyata para dokter dari Thailand juga masih berkostum sama seperti saat workshop digelar.

Adegan Anoman sang duta

            Pertunjukan open air Ramayana Ballet ini memang lebih memukau dari yang saya pernah lihat sebelumnya. Ya, dulu saya menontonnya secara indoor di Gedung Trimurti yang juga terletak di kawasan Candi Prambanan bersama kawan-kawan Dimas Diajeng Sleman dan secara gratis pula tentunya. Hehe.. Untuk yang kali ini ternyata lebih terasa megahnya. Sendratari indah yang ditampilkan dengan latar Candi Prambanan yang disorot lampu keemasan menghadirkan suasana yang begitu amazing. Babak demi babak pun dihadirkan dengan kepiawaian para penarinya dengan tata lampu panggung yang senantiasa berubah-ubah warna demi mengangkat feel dari setiap episode-nya. Sungguh menghibur. Saya memang tidak berlebihan jika menyebutnya sebagai bonus manis, ya, pertunjukan open air malam itu ternyata berhasil me-refresh pikiran saya sejenak.

Babak pertempuran bala tentara Rahwana dengan pasukan kera :)

            Malam itu pertunjukkan dimulai pada pukul 19.30 WIB, tapi namanya juga orang Indonesia, ya, sudah berusaha untuk datang ontime tetap saja budaya saling tunggu-menunggu menyebabkan keterlambatan 30 menit sehingga kami pun kehilangan episode pertama. Pertunjukan sendratari Ramayana ini sendiri terbagi menjadi 4 episode. Episode pertama akan menceritakan hilangnya Dewi Shinta yang diculik Rahwana, episode kedua menceritakan Anoman sebagai utusan Rama, episode ketiga tentang peperangan antara bala tentara Rahwana dengan pasukan kera yang diakhiri dengan kematian Kumbokarno dan episode terakhir yang menceritakan api suci Dewi Shinta. Bagi saya episode terakhir adalah episode yang paling menarik. Dewi Shinta membuktikan kesuciannya kepada Rama dengan gambaran membakarkan diri di tengah-tengah penari yang menyimbolkan api yang sedang berkobar-kobar. Menarik, cantik dan indah. Gambaran api dalam episode terakhir ini dengan warna merah, oranye dan kuningnya, ditambah permainan lampu menghadirkan emosi tersendiri bagi saya. Hmm..penari-penari api itu sukses menghadirkan general effect yang cantik dalam closing sebuah pertunjukan Ramayana Ballet.  

Pertarungan Rama dan Rahwana


Kematian Rahwana
            Pertunjukan pun akhirnya berakhir dengan dihantarkannya Dewi Shinta oleh Brama Sang Dewa Api kepada Rama. Ya, setiap orang pasti tahu bahwa epos Ramayana menyajikan cerita kesetiaan cinta Rama dan Shinta dengan happy ending story. Bagi saya, epos ini tidak sekedar memberikan pelajaran moral. Penyajiannya dalam bentuk tarian jawa nan indah membuat epos ini hidup dalam kemegahan budaya dan tradisi. Tidak heran, Ramayana Ballet berhasil menjuarai PATA Gold Award Winner di tahun 2012 ini. Dalam perlombaan tersebut Ramayana Ballet berhasil mengalahkan 180 kontestan dari 79 negara untuk kategori Heritage and Culture. Oh ya, di akhir acara pihak penyelenggara memberikan kesempatan kepada para penonton untuk berfoto bersama para penarinya dan tentunya saya pun tidak melewatkan kesempatan ini. Ya, meskipun tidak bisa berfoto bersama Rama dan Shinta karena tingginya animo penonton, saya pun akhirnya berfoto bersama Laskmana (adik Rama) dan Trijata (istri Rahwana) sebagai solusinya. Bagi Anda yang ingin menonton Ramayana Ballet secara open air silahkan atur jadwal Anda untuk menontonnya di bulan Mei - Oktober, karena di bulan November – April pertunjukkan ini dihadirkan secara indoor di gedung Trimurti. Untuk reservasi tiketnya, Anda dapat menghubungi pihak pengelola di (0274) 496408 dan selamat menikmati indahnya epos Ramayana dalam balutan tarian jawa dengan general effect-nya yang cantik! Proud to be Indonesian, Kenali Negerimu, Cintai Negerimu!

Adegan api suci Dewi Shinta

2 komentar:

  1. wah, kau ini selalu bikin ngiri... dari dulu pengen liat ramayana ballet blm kesampaian :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...mahal juga lho mut..yg paling murah Rp. 150.000,-..tapi untungnya dua kali ak nonton, dan dua2nya gratis..jadinya udah ngrasain pertunjukkan yg indoor maupun outdoor.. *next is Bandung, kamu hrs nemenin loh :)

      Hapus