Saya bersama sejuknya Srigethuk :) |
Aloha..!
Sedikit sapaan penuh semangat memang perlu saya bubuhkan di postingan kali ini.
2 bulan sudah berlalu, ya, Agustus-September tanpa postingan satu pun pada blog
saya ini. Jangan dipikir saya sibuk berjalan-jalan hingga akhirnya tidak sempat
memposting satu tulisan pun. Saya benar-benar full, ya, full jadwal!, apalagi
kuliah S2 saya sudah berjalan dengan serentetan tugasnya yang mulai terasa
membebani. Haha..mungkin terkesan terlalu jujur mengenai perasaan saya selama
menjalani kuliah S2 ini ya. Untungnya saya masih memiliki stok jalan-jalan yang
belum sempat saya share disini. Ya,
salah satunya adalah air terjun Srigethuk. Keberadaan air terjun ini memang
sudah lama saya dengar bersama dengan tim ngebolang saya sejak namanya mulai
terangkat di dunia pariwisata Jogja. Namun apa daya, beragam aktivitas dari
masing-masing individu membuat kunjungan ke air terjun nan eksotis ini baru
terwujud dua bulan yang lalu.
Sedikit alunan lagu “Theoretical Love” dari Yannick Bovvy
yang so jazzy-pop menemani saya dalam
mengawali cerita kali ini dengan penuh semangat. Excited, itulah yang selalu saya rasakan ketika akan mengunjungi
wisata alam. Bagi saya wisata alam seperti memiliki kekuatannya sendiri untuk
menimbulkan antusiasme saya baik saat menjelajahinya maupun menulisnya dalam
postingan blog. Ya, sama halnya dengan air terjun Srigethuk ini yang memancing
semangat saya untuk harus totalitas dalam menikmatinya ketika sampai disana
nanti. Layaknya seseorang yang akan memulai perjalanan, saya dan tim ngebolang
sama-sama sudah mencari beragam informasi mengenai lokasi, fasilitas dan
beberapa foto panorama air terjun ini melalui google. Pagi itu kami memutuskan untuk berangkat menuju Kab.
Gunungkidul pagi-pagi sekali, tapi seperti biasa, urusan masing-masing membuat
praktik keberangkatannya tetap kesiangan. Air terjun Srigethuk yang terletak di
desa wisata Bleberan ini ternyata susah-susah gampang untuk dicari
keberadaannya. Bahkan tidak setiap warga setempat mengetahui lokasi tepatnya.
Setelah bertanya sana-sini, sambung-menyambung informasi akhirnya kami pun
sampai di lokasi.
mumpung jalanan sepi :) |
Fiuhh...padahal kami pun sudah membawa peta
menuju lokasi yang sempat kami unduh dari salah satu travel-blogger, ditambah beberapa petunjuk dari beberapa website. Alangkah baiknya jika saya
memberikan petunjuk di sini sehingga Anda tidak perlu susah-susah menemukan
lokasi air terjun ini. Air terjun Srigethuk terletak di Desa Bleberan,
Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta. Jika kita melaju dari Yogyakarta
maka silahkan Anda melaju melewati jalan Wonosari, dan sesampainya di Gading
silahkan mengikuti jalan ke arah kiri menuju Playen. Dari Playen Anda cukup mencari
jalur ke arah Paliyan yang kurang lebih ditempuh dengan jarak 1,5 Km. Setelah
itu akan hadir papan petunjuk menuju air terjun ini dan cukup dengan
mengikutinya maka Anda akan sampai dengan sukses di lokasi. By the way, Anda merasa asing dengan
nama-nama daerah yang saya sebutkan di atas? Hahaha..sama! Itulah mengapa saya
sarankan untuk tetap bertanya pada penduduk setempat untuk mengumpulkan
informasi, kemudian disambung-sambungkan hingga akhirnya mencapai lokasi dengan
selamat.
Saya pun merasa lega ketika
menemukan papan petunjuk menuju air terjun Srigethuk. Namun perasaan lega itu
tidak bertahan lama, ya, lebih tepatnya setelah mengetahui akses jalan menuju
ke lokasi yang masih sangat minimalis. Bisa dibilang tidak ada akses jalan
aspal menuju lokasinya, yang ada hanyalah sedikit jalan aspal berlubang besar
dan sisanya adalah jalan berbatu terjal. Kami pun harus berjalan super lambat
mengingat kami mengendarai city car
yang tidak memungkinkan untuk melaju cepat di jalan berbatu. Fiuuuhh...akhirnya
sampai di pos retribusi. Di pos ini kita akan menemui petugas yang akan
menghitung jumlah pengunjung dengan harga retribusi sebesar Rp. 5.000,-/orang.
Harga yang cukup murah untuk menikmati kawasan wisata air terjun Srigethuk plus
kawasan wisata Goa Rancang Kencono. Kedua lokasi ini memang berdekatan, tapi
tidak saya menyarankan untuk berjalan kaki dari satu lokasi ke lokasi yang lain,
karena saya berani menjamin kaki Anda akan lumayan gempoor! Hehe..apalagi
medannya adalah jalan berbatu terjal yang tidak memungkinkan untuk kaki menapak
dengan simetris.
Sudah-sudah, saya rasa cukup untuk
membahas kekurangan destinasi wisata yang cantik ini. Kini saatnya saya
membahas mengenai sisi indah dan eksotisnya si Srigethuk ini. Saya dan tim
ngebolang saya (Satria dan Dhanti) memutuskan untuk langsung menuju area parkir
air terjun Srigethuk dan melewatkan wisata Goa Rancang Kencana. Mobil pun sudah
diparkir dan kini saatnya menikmati eksotisme Srigethuk. Amazing! Itulah perasaan saya setelah menuruni beberapa anak tangga
menuju lokasi air terjun yang terletak di bawah. Matahari yang bersinar begitu
terik siang itu menambah sisi eksotisme sungai Oya di bawah sana. Hijaunya
aliran sungai Oya ditambah dengan rimbunnya pepohonan dan gambaran tebing yang
disorot sinar matahari membuat panorama menuju Srigethuk ini sungguh cantik!
Tradisi foto-foto pun wajib dilakukan sebelum melanjutkan perjalanan ke bawah
sana tentunya.
Eksotisme sungai Oya :)) |
Anak tangga demi anak tangga kami
lalui dan akhirnya sampailah pada pos retribusi berikutnya. Di pos yang satu
ini saya dan tim ngebolang tidak perlu membayar biaya masuk lagi, tapi
diharuskan membayar biaya rakit sebesar Rp. 10.000,-/orang dan sewa life-jacket sebesar Rp. 5.000,-/orang.
Ya, memang untuk menuju lokasi air terjun Srigethuk kami diharuskan naik rakit
untuk menyusuri hijaunya sungai Oya yang diapit oleh tebing tinggi yang
menjulang dengan indah. Ingatan dan perasaan saya terbawa pada Green Canyon di
Kab. Ciamis. Bedanya, ketika di Green Canyon saya diharuskan naik perahu motor
sementara di sini saya menaiki rakit motor. Hehehe..sampailah saya di air
terjun Srigethuk. Hmm..memang bukan air terjun yang megah dengan debit airnya
yang deras. Namun panorama air terjun yang terbelah menjadi beberapa aliran,
ditambah sungai Oya yang mengalir hijau dibawahnya dan diapit oleh jajarab
tebing tinggi menjadikan air terjun ini sangat worth seeing. Hanya berdiam dan menikmati panorama sambil
duduk-duduk di dekat air terjun? Tentu bukan style saya! Saya dan Satria pun dengan lekas menceburkan diri ke
hijaunya aliran sungai Oya. Byurr...semacam kepuasan batin begitu seluruh badan
merasakan segarnya sungai Oya!. Lalu bagaimana dengan si Dhanti? Hahaha..teman
saya yang satu ini memang alergi wisata air. Mau di waterboom, mau di alam,
tidak peduli di manapun tempatnya dia bakal paranoid sendiri meskipun sudah
mengenakan life-jacket. Dhanti lebih
memilih untuk duduk-duduk di atas sambil memotret kami yang asik berenang kesana
kemari.
Saya di atas rakit |
Mengabadikan setiap momment dalam kamera adalah hal yang
penting. Saya dan teman-teman pun memuaskan diri dengan berfoto-foto dalam
beragam pose, sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang dan segera berganti
pakaian di fasilitas kamar mandi yang disediakan di dekat pos retribusi rakit
dan life jacket. Puas! Wisata alam
selalu menghadirkan rasa excitement
dan efek refreshing tersendiri bagi
otak, batin dan fisik saya. Selesai sudah postingan Srigethuk! Akhirnya
berhasil meluangkan waktu untuk kembali menulis di tengah aktivitas kuliah S2
dan jadwal praktek saya. Yiayy! Ditemani alunan lagu “Live while we’re Young”
dari One Direction membuat saya sadar bahwa banyak yang bisa saya
lakukan mumpung masih muda. Berkarya, berwisata dan menyiapkan masa depan
dengan menikmati hidup. Proud to be Indonesian! Kenali negerimu,
Cintai negerimu!
Berenang di sungai Oya :)) |
Enjoying Oya :)) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar