Selasa, 16 Oktober 2012

Srigethuk, New Beautiful Landscape of Gunungkidul

Saya bersama sejuknya Srigethuk :)
            
            Aloha..! Sedikit sapaan penuh semangat memang perlu saya bubuhkan di postingan kali ini. 2 bulan sudah berlalu, ya, Agustus-September tanpa postingan satu pun pada blog saya ini. Jangan dipikir saya sibuk berjalan-jalan hingga akhirnya tidak sempat memposting satu tulisan pun. Saya benar-benar full, ya, full jadwal!, apalagi kuliah S2 saya sudah berjalan dengan serentetan tugasnya yang mulai terasa membebani. Haha..mungkin terkesan terlalu jujur mengenai perasaan saya selama menjalani kuliah S2 ini ya. Untungnya saya masih memiliki stok jalan-jalan yang belum sempat saya share disini. Ya, salah satunya adalah air terjun Srigethuk. Keberadaan air terjun ini memang sudah lama saya dengar bersama dengan tim ngebolang saya sejak namanya mulai terangkat di dunia pariwisata Jogja. Namun apa daya, beragam aktivitas dari masing-masing individu membuat kunjungan ke air terjun nan eksotis ini baru terwujud dua bulan yang lalu.


            Sedikit alunan lagu “Theoretical Love” dari Yannick Bovvy yang so jazzy-pop menemani saya dalam mengawali cerita kali ini dengan penuh semangat. Excited, itulah yang selalu saya rasakan ketika akan mengunjungi wisata alam. Bagi saya wisata alam seperti memiliki kekuatannya sendiri untuk menimbulkan antusiasme saya baik saat menjelajahinya maupun menulisnya dalam postingan blog. Ya, sama halnya dengan air terjun Srigethuk ini yang memancing semangat saya untuk harus totalitas dalam menikmatinya ketika sampai disana nanti. Layaknya seseorang yang akan memulai perjalanan, saya dan tim ngebolang sama-sama sudah mencari beragam informasi mengenai lokasi, fasilitas dan beberapa foto panorama air terjun ini melalui google. Pagi itu kami memutuskan untuk berangkat menuju Kab. Gunungkidul pagi-pagi sekali, tapi seperti biasa, urusan masing-masing membuat praktik keberangkatannya tetap kesiangan. Air terjun Srigethuk yang terletak di desa wisata Bleberan ini ternyata susah-susah gampang untuk dicari keberadaannya. Bahkan tidak setiap warga setempat mengetahui lokasi tepatnya. Setelah bertanya sana-sini, sambung-menyambung informasi akhirnya kami pun sampai di lokasi.

mumpung jalanan sepi :)

Fiuhh...padahal kami pun sudah membawa peta menuju lokasi yang sempat kami unduh dari salah satu travel-blogger, ditambah beberapa petunjuk dari beberapa website. Alangkah baiknya jika saya memberikan petunjuk di sini sehingga Anda tidak perlu susah-susah menemukan lokasi air terjun ini. Air terjun Srigethuk terletak di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta. Jika kita melaju dari Yogyakarta maka silahkan Anda melaju melewati jalan Wonosari, dan sesampainya di Gading silahkan mengikuti jalan ke arah kiri menuju Playen. Dari Playen Anda cukup mencari jalur ke arah Paliyan yang kurang lebih ditempuh dengan jarak 1,5 Km. Setelah itu akan hadir papan petunjuk menuju air terjun ini dan cukup dengan mengikutinya maka Anda akan sampai dengan sukses di lokasi. By the way, Anda merasa asing dengan nama-nama daerah yang saya sebutkan di atas? Hahaha..sama! Itulah mengapa saya sarankan untuk tetap bertanya pada penduduk setempat untuk mengumpulkan informasi, kemudian disambung-sambungkan hingga akhirnya mencapai lokasi dengan selamat.
            Saya pun merasa lega ketika menemukan papan petunjuk menuju air terjun Srigethuk. Namun perasaan lega itu tidak bertahan lama, ya, lebih tepatnya setelah mengetahui akses jalan menuju ke lokasi yang masih sangat minimalis. Bisa dibilang tidak ada akses jalan aspal menuju lokasinya, yang ada hanyalah sedikit jalan aspal berlubang besar dan sisanya adalah jalan berbatu terjal. Kami pun harus berjalan super lambat mengingat kami mengendarai city car yang tidak memungkinkan untuk melaju cepat di jalan berbatu. Fiuuuhh...akhirnya sampai di pos retribusi. Di pos ini kita akan menemui petugas yang akan menghitung jumlah pengunjung dengan harga retribusi sebesar Rp. 5.000,-/orang. Harga yang cukup murah untuk menikmati kawasan wisata air terjun Srigethuk plus kawasan wisata Goa Rancang Kencono. Kedua lokasi ini memang berdekatan, tapi tidak saya menyarankan untuk berjalan kaki dari satu lokasi ke lokasi yang lain, karena saya berani menjamin kaki Anda akan lumayan gempoor! Hehe..apalagi medannya adalah jalan berbatu terjal yang tidak memungkinkan untuk kaki menapak dengan simetris.



            Sudah-sudah, saya rasa cukup untuk membahas kekurangan destinasi wisata yang cantik ini. Kini saatnya saya membahas mengenai sisi indah dan eksotisnya si Srigethuk ini. Saya dan tim ngebolang saya (Satria dan Dhanti) memutuskan untuk langsung menuju area parkir air terjun Srigethuk dan melewatkan wisata Goa Rancang Kencana. Mobil pun sudah diparkir dan kini saatnya menikmati eksotisme Srigethuk. Amazing! Itulah perasaan saya setelah menuruni beberapa anak tangga menuju lokasi air terjun yang terletak di bawah. Matahari yang bersinar begitu terik siang itu menambah sisi eksotisme sungai Oya di bawah sana. Hijaunya aliran sungai Oya ditambah dengan rimbunnya pepohonan dan gambaran tebing yang disorot sinar matahari membuat panorama menuju Srigethuk ini sungguh cantik! Tradisi foto-foto pun wajib dilakukan sebelum melanjutkan perjalanan ke bawah sana tentunya.

Eksotisme sungai Oya :))

            Anak tangga demi anak tangga kami lalui dan akhirnya sampailah pada pos retribusi berikutnya. Di pos yang satu ini saya dan tim ngebolang tidak perlu membayar biaya masuk lagi, tapi diharuskan membayar biaya rakit sebesar Rp. 10.000,-/orang dan sewa life-jacket sebesar Rp. 5.000,-/orang. Ya, memang untuk menuju lokasi air terjun Srigethuk kami diharuskan naik rakit untuk menyusuri hijaunya sungai Oya yang diapit oleh tebing tinggi yang menjulang dengan indah. Ingatan dan perasaan saya terbawa pada Green Canyon di Kab. Ciamis. Bedanya, ketika di Green Canyon saya diharuskan naik perahu motor sementara di sini saya menaiki rakit motor. Hehehe..sampailah saya di air terjun Srigethuk. Hmm..memang bukan air terjun yang megah dengan debit airnya yang deras. Namun panorama air terjun yang terbelah menjadi beberapa aliran, ditambah sungai Oya yang mengalir hijau dibawahnya dan diapit oleh jajarab tebing tinggi menjadikan air terjun ini sangat worth seeing. Hanya berdiam dan menikmati panorama sambil duduk-duduk di dekat air terjun? Tentu bukan style saya! Saya dan Satria pun dengan lekas menceburkan diri ke hijaunya aliran sungai Oya. Byurr...semacam kepuasan batin begitu seluruh badan merasakan segarnya sungai Oya!. Lalu bagaimana dengan si Dhanti? Hahaha..teman saya yang satu ini memang alergi wisata air. Mau di waterboom, mau di alam, tidak peduli di manapun tempatnya dia bakal paranoid sendiri meskipun sudah mengenakan life-jacket. Dhanti lebih memilih untuk duduk-duduk di atas sambil memotret kami yang asik berenang kesana kemari.


Saya di atas rakit

            Mengabadikan setiap momment dalam kamera adalah hal yang penting. Saya dan teman-teman pun memuaskan diri dengan berfoto-foto dalam beragam pose, sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang dan segera berganti pakaian di fasilitas kamar mandi yang disediakan di dekat pos retribusi rakit dan life jacket. Puas! Wisata alam selalu menghadirkan rasa excitement dan efek refreshing tersendiri bagi otak, batin dan fisik saya. Selesai sudah postingan Srigethuk! Akhirnya berhasil meluangkan waktu untuk kembali menulis di tengah aktivitas kuliah S2 dan jadwal praktek saya. Yiayy! Ditemani alunan lagu “Live while we’re Young”  dari One Direction membuat saya sadar bahwa banyak yang bisa saya lakukan mumpung masih muda. Berkarya, berwisata dan menyiapkan masa depan dengan menikmati hidup. Proud to be Indonesian! Kenali negerimu, Cintai negerimu! 

Berenang di sungai Oya :))



Enjoying Oya :))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar