Jumat, 03 Februari 2012

Mengintip Torehan Alam di Goa Pindul




       Mungkin akhir-akhir ini nama Goa Pindul sering kita dengar baik dari media informasi maupun dari mulut ke mulut, ya, dari mereka yang sudah merasakan serunya ber-cave tubbing ria di sana. Goa Pindul yang terletak di Dusun Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul ini memang sedang naik daun rupanya. Keseruan yang ditawarkan olehnya membuat saya sendiri sudah merencanakan perjalanan menuju ke sana sejak jaman KKN sekitar dua bulan yang lalu. Suatu kegembiraan yang tidak direncanakan, memang,  ketika seorang teman saya, Desem, tiba-tiba menawari saya untuk ikutan ber-cave tubbing ria di Goa Pindul pada pertengahan Januari yang lalu. Seketika saya mengiyakan ajakan tersebut. Apalagi jalan-jalan kali ini beranggotakan Satria, Ardhy, Desem dan juga Thira (pacar Ardhy). Rombongan inilah yang dulu juga mengajak saya menikmati indahnya beberapa pantai selatan di Kabupaten Gunungkidul ketika jaman kami masih kuliah.

            Ya, pagi itu, 22 Januari 2012 saya dan teman-teman berangkat dari Jogja pukul 08.00 WIB dengan menggunakan mobil sedan Satria menuju Gunungkidul. Kami memang sengaja berangkat pagi untuk meminimalisir macet, mengingat itu adalah hari minggu dan juga long weekend karena keesokan harinya adalah hari raya Imlek. Itu pun memakan waktu perjalanan kurang lebih dua jam karena Satria lebih memilih jalur alternatif untuk menuju Goa Pindul dengan alasan tidak ingin terjebak macet di jalanan menanjak jika melalui Wonosari, Ibukota Kabupaten Gunungkidul. Setelah bertanya sana-sini akhirnya kami pun sampai di salah satu EO pengelola wisata Goa Pindul ini. Ternyata, objek wisata Goa Pindul ini tidak hanya dikelola oleh satu EO saja, melainkan ada beberapa EO yang tentunya mereka memiliki kesepakatan sendiri satu dengan lainnya. Ya, intinya sama-sama mencari rejekilah, terlebih untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal dengan pariwisata bukan merupakan hal yang salah bukan?.

Kami berdoa dahulu sebelum ber-cave tubbing ria

Ya, siang itu, pukul 10.00 WIB saya dan teman-teman sampai di Wira Wisata Gelaran (nama EO-nya) yang mengelola wisata Goa Pindul dan beberapa wisata lainnya. Ternyata, saya juga baru tahu jika wisata lainnya seperti rafting di Sungai Oyo dan menelusuri Goa si Oyot juga menawarkan tur yang menarik. Harganya pun bersahabat sehingga Anda tidak perlu khawatir jika ingin berpetualang di sana. Untuk ber-cave tubbing ria di Goa Pindul kita hanya dikenakan Rp. 25.000/orang, dan Rp. 35.000/orang untuk rafting di sungai Oyo. Namun karena pertimbangan waktu, kami pun memilih untuk ber-cave tubbing saja siang itu. Apalagi untuk ber-cave tubbing saja antriannya sudah lumayan dahsyat! Ya, memang, kita diharuskan mendaftar dulu di bagian pendaftaran dan di sana jelas terlihat daftar antrian yang terdiri dari beberapa rombongan. Bahkan kami rela mengantri kurang lebih satu jam sampai akhirnya datanglah kesempatan kami untuk menelusuri sungai di dalam Goa Pindul dengan menggunakan ban bulat yang mengapung layaknya perahu karet. Inilah yang disebut dengan Cave Tubbing!

Yel-yel bersama untuk menambah keseruan tur kali ini

Keinginan untuk mengabadikan momen terbaik di dalam Goa Pindul pun tidak boleh diabaikan. Jika sebagian besar rombongan menggunakan kamera pocket yang dibungkus plastik bening, kami justru memanfaatkan kamera DSLR baru milik Desem yang sudah jelas akan menghasilkan foto yang lebih baik. Ya, karena kamera DSLR berukuran besar dan berat, jadi kami tidak mungkin membawanya sendiri, apalagi dibungkus plastik!.Hehehe..Akhirnya kami memilih untuk menyewa jasa fotografer dengan tarif Rp.25.000. Sang fotografer ini pun akan mengikuti kita sepanjang tur dengan mengabadikan beberapa moment terbaik. Jadi, tidak perlu kehilangan salah satu personil karena harus mengambil gambar, kami berlima pun selalu ada dalam setiap foto di Goa Pindul ini! Hehe.. Yang jelas, kami berlima dapat benar-benar menikmati tur Goa Pindul ini tanpa ada beban untuk memotret.
Begitu giliran kami tiba, kami diharuskan untuk memakai life jacket dan mengambil sebuah ban karet (tube) sebelum akhirnya si mas pemandu akan memberikan briefing singkat kepada satu rombongan tur. Kala itu, satu rombongan tur terdiri dari 10-12 orang jadi kami pun tidak hanya berlima melainkan digabung dengan grup kecil lainnya. Kami pun berdoa dan meneriakkan yel-yel penambah semangat terlebih dulu. Oh ya, pesan dari mas pemandu yaitu kita harus selalu berpikiran positif selama menyusuri Goa Pindul nanti. Bagi saya itu memang penting sekali, apalagi saya akan kontak dengan alam beberapa saat lagi. Hmm..kami pun segera berjalan dengan menggandeng tube kami masing-masing dan menyusuri jalan pedesaan hingga sampai di mulut Goa Pindul. Perjalanan menuju lokasi ini tidak jauh, hanya sekitar 10 menit dan kami pun sampai di lokasi yang dimaksud.

Perjalanan menuju lokasi Goa Pindul =)

Tampak jelas bahwa Goa Pindul ini dialiri sebuah sungai yang cukup tenang di dalamnya. Saya dan teman-teman pun segera meletakkan tube kami masing-masing di permukaan sungai dan segera mendudukinya. Tentunya dengan bantuan para pemandu yang berjumlah tiga orang saat itu. Saya pun diharuskan memegang tali yang terdapat di tube kawan-kawan yang berada di kanan-kiri saya. Jadilah seperti rangkaian tube yang bergandengan. Ya, selain bertujuan untuk alasan kebersamaan, rangkaian tube ini jelas akan mempermudah sang pemandu untuk menggeret satu rombongan ke dalam goa. Kami pun mulai mendapatkan penjelasan. Goa Pindul ini ternyata dibagi menjadi tiga zona yaitu zona terang, redup dan yang terakhir adalah zona gelap. Jujur, berbagai hiasan seperti stalakmit, stalaktit dan batu kristal yang tampak pada dinding dan atap goa menambah keseruan cave tubbing siang itu. Saya pun baru tahu jika beberapa stalaktit yang menunjukkan ciri tumpul pada ujungnya menandakan sudah tidak aktifnya stalaktit tersebut. Sementara stalaktit yang masih aktif berujung lancip dan masih tampak tetesan air dari ujung-ujungnya.

Sebelum kami memasuki Goa Pindul

Suatu mitos pun berkembang di Goa Pindul ini. Adanya batu keperkasaan yang menyerupai (maaf) sebuah penis ini membuat sang pemandu menyarankan kepada wisatawan pria untuk menyentuhnya. Konon dapat mendapat keperkasaan katanya. Hahaha..kami pun secara bergiliran memegang batu tersebut sambil sesekali tertawa geli. Oh ya, ada satu mitos lagi yang kali ini berasal dari batu Kristal yang berkelap-kelip dengan indahnya di atap goa. Konon katanya, jika kita melewatinya dan tidak sengaja mendapatkan tetesan air dari batu Kristal tersebut maka kita akan awet muda! Haha..Ya, bagi saya ini adalah hal yang positif, jadi tidak ada salahnya jika saya mempercayainya bukan?. Goa Pindul sendiri memiliki struktur yang unik, dimana terdapat bentukan seperti gerbang pada bagian awal setiap zonanya. Jadi sangat jelas ketika kami memasuki zona per zonanya. Selain karena terdapat bentukan seperti gerbang tadi, intensitas cahaya di setiap zona pun berbeda. Bahkan di zona gelap pun suasananya benar-benar gelap. Selanjutnya, di sana kami disarankan oleh pemandu untuk berdiam sejenak dan berdoa memohon keinginan pada Tuhan YME dalam suasana yang benar-benar sunyi! Hmm..nice!

Kami ketika tur ini berlangsung =)

di dalam Goa Pindul =)


Lagi,..di dalam Goa Pindul =)

Akhir perjalanan di Goa Pindul ini pun mulai terlihat. Ketika sampai di bagian ujung goa yang mendekati keluar, kami pun turun dari tube kami masing-masing dan diperbolehkan untuk naik ke atas bebatuan yang tidak terlampau tinggi. Dan apa selanjutnya? Kami disarankan untuk loncat dari atas bebatuan itu dan merasakan serunya terbenam sejenak di dalam air sungai yang segar! Lantas bagaimana dengan saya? Haha..Tentu saya tidak melakukannya, mengingat saya yang selalu parno ketika air secara tiba-tiba menggedor gendang telinga saya. Bagi saya, bagian akhir tur ini menyerupai tur yang pernah saya cicipi di Green Canyon dua tahun lalu. Apalagi, sesudahnya kami pun berenang menuju keluar tanpa menggunakan tube lagi. Ternyata tetap ada kejadian lucu setiap saya bertemu dengan tur semacam Goa Pindul ini. Siang itu, Desem terlihat super panik meskipun tetap mengapung karena life jacket yang dikenakannya. Kami berempat pun sudah bergerak maju menuju keluar, sementara Desem tidak berhasil maju dan tertinggal di belakang dengan wajah parnonya. Bukan hanya wajah paniknya, tapi juga ditambah dengan teriakan-teriakan yang minta ditunggu. Hehe..Akhirnya si Mas pemandu pun menggeretnya. Saya memang tidak bisa berenang, tapi selama ada life jacket, justru inilah saatnya saya beraksi bak perenang profesional hahaha.. =) Goa Pindul is so much fun! Indonesia still awesome! Kenali Negerimu, Cintai Negerimu!
Inilah pemberhentian terakhir dimana kami harus turun dari tube

Kami bersama rombongan lainnya di pemberhentian terakhir

Ya, saatnya berenang keluar Goa Pindul =)
Kami berfoto bersama di akhir tur ini =)

4 komentar:

  1. wah, seru banget kayaknya. selama di gua jalannya cuma ditarik sama pemandu terus ya? haha lucu juga.

    btw, akhirnya ganti juga yah settingnya? ijoo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget best Goa Pindul..you must try it someday! dijamin aman best, krn arusnya tenaaang bgt, jd hrs ditarik..paling asik di ujungnya..kita bisa berenang asik lah...*hahaha...akhirnya brhasil ganti template nya :D

      Hapus
    2. dr sekian blog., ini nich salah satu (selain pantai)yg bwt aku mupengggg bukan main....huftt.....hahahaha....

      Hapus
    3. hahahahah..miminnn ayoooo ke Jogja..kita atur jadwalnya deh..wkatu itu ak dah pernah bilang mo ngajakin kamu, tp gmn, waktunya trnyata g pas..kmu udh keburu balik medan buat berkarya hehehe

      Hapus