Minggu, 25 Desember 2011

2 Hari Menantang Matahari – Day 1



Kami di salah satu sudut Taman Sari


               Mungkin judul posting saya kali ini memang terdengar sedikit aneh. Menantang matahari? Ya, memang itu yang saya lakukan selama 2 hari di tanggal 23 dan 24 Desember 2011. Hari-hari menjelang pelantikan dan sumpah dokter hewan membuat saya tidak memiliki aktivitas sama sekali, atau ya bisa dibilang saya “jobless” sampai hari pelantikan datang, mengingat semua persiapan untuk hari - H sudah difixed kan 7 hari sebelum hari – H berlangsung. Sebuah SMS masuk di inbox HP saya ketika saya sedang melaksanakan psikotes untuk seleksi karyawan di salah satu perusahaan poultry terbesar di Indonesia hari itu. Setelah saya buka smsnya ternyata bertuliskana “Dw Ayu Jatim”, ya  seorang kawan duta wisata ternyata sedang berlibur di Jogja, ya sang Yune Bonjonegoro (gelar untuk duta wisata wanita di Kab. Bonjonegoro) yang juga Raki Jawa timur meminta saya untuk menemaninya jalan-jalan di Jogja yang memang istemewa ini. Saya pun tak berpikir lama untuk merancang rencana jalan-jalan saya dalam pikiran saya yang saat itu masih abstrak karena harus sambil mengerjakan serentetan soal psikotes, dan dengan yakin saya “mengiyakan” ajakan tersebut. Ya, si Ayu memang salah satu teman duta wisata yang saya kenal akrab ketika kami sama-sama menghadiri Reuni Akbar Duta Wisata Indonesia di Bandung pada April 2010 lalu. Keakraban kami kala itu bukan hanya saat acara-acara formal tapi juga saat kami memutuskan untuk kabur dari rapat-rapat kepengurusan yang membuat kami sedikit bosan.Hahaha.. Pengalaman seru ketika berada di Bandung membuat saya harus membuat liburannya di Jogja juga maksimal.
                Setelah beberapa kali SMS-an, ternyata Ayu tidak berlibur sendirian melainkan ditemani sang pacar bernama Adi. Ya, ternyata kehidupan duta wisata tidak jauh-jauh dari dunia duta wisata. Haha.. Si Adi, ternyata adalah Jajaka Kota Cimahi yang juga bagian dari Jajaka Jawa Barat. Akhirnya saya memutuskan untuk mulai menemani mereka pada hari Jum’at 23 Desember 2011. Mengingat mereka tinggal di losmen di area Malioboro dan sejauh ini menggunakan moda transportasi umum selama di Jogja, akhirnya saya memilih untuk mengajak Epi (adek kandung saya) untuk menemani mereka dengan 2 sepeda motor. Seperti yang saya sebutkan di postingan sebelumnya bahwa sepeda motor adalah moda transportasi yang paling fleksibel dan efektif untuk berwisata secara maksimal (dengan catatan: sejauh harinya cerah, tanpa hujan J ). Saya dan Epi pun bertemu mereka di depan Pasar Beringharjo. Ya, hari itu memang si Ayu lagi getol mencari batik untuk butik online nya. Hahaha..kami pun langsung ngobrol akrab begitu bertemu. Dan ternyata hari itu seorang teman Dimas Diajeng yaitu Dimas Yustin juga datang untuk menemui Ayu. Akhirnya kami memutuskan untuk sekedar minum di Restoran Oyot Godhong yang berada di lantai atas Mirota Batik Malioboro. Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB, saya, Epi dan Adi pun memutuskan untuk segera mencari masjid untuk sholat Jum’at sementara si Ayu ditemani Dimas Yustin. Selesai Jum’atan, kami melanjutkan ngobrol sejenak dan berfoto bersama. Dimas Yustin harus pamit karena jam 1 dia harus kembali bekerja. By the way, terimakasih buat traktirannya di Oyot Godhong ya Yustin J. Kami pun segera menuju parkiran motor, di sana saya memutuskan untuk boncengan dengan adek saya, sementara Adi dan Ayu saya persilahkan untuk menggunakan motor saya. Panas memang, mengingat hari itu langit Jogja sangat cerah.

menyempatkan berfoto bersama di Resto Oyot Godhong

                Kami pun menuju Taman Sari dengan mengendarai motor. Saya memang ingin mengajak mereka ke Taman Sari karena menurut saya Taman Sari adalah salah satu lokasi wisata di Kota Yogyakarta yang valuable untuk dikunjungi. Dengan luasnya yang hampir 14 hektar, Taman Sari menyimpan keindahan arsitektur dan juga filosofi yang komplit. Ditambah, tersedianya tour guide di sana membuat saya berpikir bahwa tur di Taman Sari akan menjadi cerita jalan-jalan yang komplit. Ternyata benar, Adi dan Ayu sangat antusias mengikuti tur Taman Sari ini dan selalu bertanya aktif kepada tour guide yang menemani kami selama perjalanan. Semua bagian pun selesai dikunjungi, mulai dari kolam keputren, dapur permaisuri, tempat bertapa Sultan, masjid bawah tanah sampai melihat pembuatan dan galeri lukisan batik di Kampung Taman. Dan si Adi pun selalu menampilkan wajah berpikirnya ketika membayangkan betapa luar biasanya kehidupan kala itu ketika melihat setiap bangunan di Taman Sari. Hahaha..ternyata teman yang saya baru kenal hari itu memang tidak kalah “bodor” (baca: gokil dalam bahasa Sunda) dengan si Ayu. Benar-benar hari yang seru bisa menemani mereka berjalan-jalan menantang matahari.

Adi, Ayu, saya dan adek saat mengunjungi Taman Sari =)
                Tur Taman Sari pun selesai, kami memutuskan untuk segera menuju losmen Ayu dan Adi di Jl. Sosrowijayan di Malioboro. Ya, memang saya sarankan untuk segera membawa barang-barang mereka ke arah utara (baca: Sleman) mengingat harga losmen mereka akan meningkat drastis karena memasuki holiday season natal dan tahun baru. Kami pun bergerak menuju Sleman. Selama perjalanan menuju kost adek saya (baca: untuk meletakkan tas-tas gede mereka) saya memilih jalur UGM untuk kami lalui bersama. Karena apa? Wisata Pendidikan adalah salah satu yang ditawarkan Jogja untuk Indonesia bahkan dunia. Selain itu juga mengingat bahwa UGM adalah universitas yang memiliki kredibilitas di mata nasional dan dunia. Hehehe..intinya saya bangga menjadi civitas akademika UGM dan saya berkewajiban untuk mengenalkan ke Adi dan Ayu tentang UGM. Lagi-lagi si Adi dan Ayu sangat tertarik dengan kampus UGM yang begitu luas dengan gedung-gedung yang terawat baik. Tur UGM pun selesai, kami sampai di kost Epi dan segera meletakkan tas-tas besar milik Adi dan Ayu. Lapar? Sudah pasti! Hehehe.. saya pun mengajak tamu saya untuk makan siang di Warung Ngudi Rejeki yang tidak jauh dari lokasi kost Epi dan UGM. Warung penyetan ala mahasiswa ini menawarkan lauk-pauk yang beraneka ragam dengan harga mahasiswa dan rasa bersaing. Hahaha..! dan yang lebih bikin ketawa ketika Adi terbengong-bengong melihat harga makanan di daftar menu yang menurut dia sangat murah. Adi sempat berkata “Bisa kaya gue hidup di Jogja! Gizi terjamin pula!”. Kami berempat pun tertawa bersama menanggapi perkataan Adi tadi. Oh ya, Adi mencoba menu oseng-oseng mercon yang belum pernah dia temukan di Jawa barat. Hahaha..makan siang selesai, kami pun menuju kost Epi untuk memulangkan Epi yang pamit untuk melanjutkan acara jalan-jalan karena mengantuk.

Bersama Ayu di Candi Sambi Sari
                Perjalanan kami berlanjut. Sekarang adalah saat dimana saya harus mengenalkan potensi wisata Kab. Sleman. Hahaha..ya memang ini sebuah tanggung jawab untuk mengenalkan potensi daerah dimana saya menjadi duta wisata di sana. Sebuah tanggung jawab yang menurut saya lebih penting dibandingkan saya harus menjadi pajangan dibalik selempang tugas (maaf-maaf saja, saya memang lebih menikmati tugas yang nyata dibandingkan menjadi pajangan :p ). Apalagi tamu-tamu saya kali ini adalah duta wisata paling santai dan gokil yang bisa diajak menggila bersama. Jadi jalan-jalan kali ini bisa disimpulkan tanpa eksklusivisme dan hal-hal yang diideal-idealkan, namun kami merasa bahwa ini bernilai dan sulit dilupakan, itu yang jauh lebih penting. Saya mengajak Adi dan Ayu untuk mengunjungi candi-candi di Sleman selain candi-candi besar yang umumnya bisa dikunjungi setiap wisatawan ketika berkunjung ke Jogja. Ya, meskipun waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore, saya tetap mengajak mereka ke Candi Sambisari. Sebuah Candi kecil yang menarik karena lokasinya yang terletak di bawah bukit dan lebih rendah dari tanah sekitarnya. Lagi-lagi si Adi membayangkan kehidupan peradaban masa dimana candi itu dibangun.Haha.. Disana kami tidak hanya melihat candi, melainkan juga ngobrol seru dengan satpam di sana, sholat ashar dan juga sambil makan buah rambutan yang tersedia gratis di lokasi karena warga setempat memperbolehkan kami menyantap buah rambutan yang sedang musimnya. Asik bukan? Local Wisdom sangat terasa =)

bersama Ayu di Candi Sambisari, lagi!

                Kami pun beranjak menuju candi berikutnya yaitu Candi Sari. Saya yakin bahwa tidak setiap orang mengetahui rute-rute untuk menuju candi-candi terpencil yang ada di Sleman. Jadi berhubung saya mengetahuinya, sayang jika saya tidak mengenalkan candi-candi kecil yang tidak kalah bagus kepada tamu-tamu saya saat ini. Kami pun tiba di Candi Sari pada pukul 5 sore menjelang petang. Sore itu, memang sudah tidak ada penjaga di lokasi namun pagar yang terbuka membuat kami mudah masuk dan mengeksplorasi lebih. Di Candi Sari, kami asyik berfoto bersama. Saya asyik memotret si Ayu yang dengan luwesnya berpose sementara si Adi sibuk membaca penjelasan mengenai Candi Sari. Hahaha..Hmm ternyata hari sudah mulai petang. Yang sebelumnya kami memiliki rencana untuk melihat sunset di Ratu Boko, akhirnya kami lebih memilih untuk pulang. Kami sampai di area UGM pada pukul stgh 7 dan setelah sholat maghrib kami pun berdiskusi sebentar. Kami mendiskusikan rencana Adi dan Ayu untuk menginap di villa milik om nya Ayu di Kaliurang. Saya pun menawarkan Adi untuk menginap di kost saya dan Ayu untuk menginap dikost kakak saya daripada harus malam-malam menuju Kaliurang atas. Akhirnya mereka setuju. Hehehe..setelah mengantarkan Ayu ke kost kakak saya, saya dan Adi pun menuju kost saya. Apakah perjalanan hari ini berakhir?
                Belum! Setelah kami melepas capek dengan mandi, kami pun memutuskan untuk nongkrong malam itu. Ya, bisa disebut berwisata kuliner yang Jogja tawarkan di malam hari. Dan berhubung ini adalah acara nongkrong malam, saya sepertinya tahu siapa yang harus saya ajak untuk menemani malam itu. Siapa lagi kalo bukan Epi, adek saya yang satu ini jagonya nongkrong di malam hari padahal dia belum ada 6 bulan di Jogja. Hahaha..kami pun menuju Kuliner Kopi Joss di sebelah stasiun Tugu. Saya, Ayu, Adi dan Epi sangat menikmati suasana malam itu dengan ngobrol seru. Ditambah pengalaman Adi dan Ayu mencoba Kopi Joss (segelas kopi dengan  sebongkah arang di dalamnya) mereka menikmati kuliner yang Jogja tawarkan. Selesai nongkrong, Epi mengajak kami untuk berfoto di Tugu Jogja malam itu. Hahaha..beberapa jepretan selesai dan kami pun memutuskan untuk pulang mengingat sudah larut  malam dan gerimis mulai turun. Ayu pun diantar ke kost kakak saya, Epi pulang ke kostnya, juga saya dan Adi pun menuju kost saya untuk beristirahat. Menantang matahari day 1 pun selesai. Thanks buat Adi dan Ayu, pengalaman luar biasa bisa seru-seruan bareng kalian =), juga thanks banget buat kakak adek saya (Dunce dan Epi) haha..bangga sekali saya memiliki saudara seperti kalian yang bisa diandalkan. Bahkan Adi dan Ayu bilang, kita adalah bersaudara yang kompak, rukun dan saling melengkapi (hahaha..belum tau aja ya, kita sesekali juga berantem). Oke.. Day 1 are Closed..!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar