|
Saya dan sahabat saya, Rani :) |
Yiaa!
Sudah pertengahan Maret rupanya ketika saya menengok tanggal yang tertera di
nota medis klinik ketika saya merincikan biaya pasien sore kemarin. Lalu,
apakabar dengan blog saya? Sedikit tidak terurus tentunya. Ya, akhir-akhir ini
saya merasa tidak memiliki waktu untuk kesenangan saya pribadi. Entah kapan
terakhir saya traveling tanpa
tergesa-gesa atau dikejar-kejar jadwal praktek. Kepentingan pasien adalah
kepentingan tertinggi yang harus saya junjung, tapi rasa jenuh tentu sangatlah
manusiawi. Bermodal mood yang bagus
setelah berkumpul bersama kawan-kawan di hari libur praktek, ternyata mampu
menggugah semangat saya untuk mengisi blog kembali. Destinasi kali ini tetap
tidak jauh-jauh dari eksplorasi pesisir selatan Jogja, ya, tetap mengunjungi
pantai-pantai indah di kabupaten Gunungkidul. Bagi saya pantai-pantai ini
merupakan destinasi terdekat yang dapat digunakan untuk menghilangkan penat,
juga karena jadwal yang memang sangat terbatas untuk traveling. Suatu perjalanan pun tercetus oleh saya dan seorang
sahabat saya, dokter Rani untuk menghabiskan long weekend di pantai Gunungkidul. Ya, kami sama-sama bosan. Rani
sudah menghabiskan satu hari berdiam diri di kamar dengan menonton DVD secara
maraton, sementara saya dengan jadwal praktek yang tetap ada meskipun hari
libur tiba. Kesempatan untuk mengambil libur selama 2 hari pun tidak akan saya
sia-siakan hanya dengan berdiam diri di kamar.
|
Saya, Jesot dan Fandhi di Sadranan
|
|
Bersama Rani :)
|
Pose andalan si Jesot :p |
|
Sadranan
tampak teduh ketika senja datang. Sebuah bukit karang di tengah laut, ditambah
pasir putih dan air laut yang memantulkan cahaya langit tampak perfect!. Saya hanya duduk-duduk ketika
langit sudah mulai memejamkan sinarnya. Tuhan punya kuasa. Itulah yang saya
rasakan ketika menikmati suasana senja di Sadranan. Ya, kuasa yang sungguh
besar untuk menghibur umatNya melalui karya alam yang luar biasa. Akhirnya
cahaya di langit Sadranan pun meredup dengan sempurna. Saya dan teman-teman pun
memutuskan untuk sejenak menikmati mie instan di salah satu warung pinggir
pantai sebelum mencari penginapan. Malam itu angin Sadranan terasa begitu
dingin, ya, tidak lagi sejuk yang akhirnya mendorong kami untuk segera beranjak
dari Sadranan. Kami pun akhirnya menemukan penginapan yang “ideal” di kawasan
wisata pantai Baron. Ah, saya lupa namanya, yang saya ingat hanya cat temboknya
yang serba ungu. Penginapan ini menyediakan 2 macam tipe kamar, ber-AC dan
tidak ber-AC. Kamar ber-AC dibandrol harga Rp. 200.000,-/malam sementara yang
tidak ber-AC hanya Rp. 100.000,-/malam. Malam itu kami memutuskan untuk
menginap di kamar ber-AC. Ya, dengan ukuran bed
yang besar sehingga muat digunakan oleh kami berempat. Hmmm..tapi agak salah
untuk pemilihan kriteria ber-AC nya, karena semakin malam justru semakin dingin
yang mengharuskan Rani mematikan AC di tengah tidur kami yang mulai gelisah
karena kedinginan. Thats what friends are
for right? Always knowing each other anytime! :)
|
Saya dan Sadranan :)
|
Sang dokter cantik! :* |
|
Rani, saya dan Jesot di Pok Tunggal :)
|
Best friend :) *i will miss you mate! (Saya dan Rani di bawah pohon Pok Tunggal) |
|
|
|
sedikit bermain rumput laut :) |
Pagi
pun tiba, selesai sholat Subuh kami pun segera bergerak menuju pantai kedua.
Keinginan untuk mengejar sunrise pun
sirna. Ada 2 faktor penyebab sebenarnya, yang pertama karena kami masih enjoy untuk bersinggungan dengan kasur,
dan yang kedua adalah adanya kabar dari seorang kawan bahwa sunrise di pesisir selatan ini tidaklah
terlihat maksimal. Lengkaplah sudah, akhirnya baru pada pukul 06.30 WIB kami
beranjak dari penginapan. Tujuan kedua jatuh pada pantai Pok Tunggal. Ya,
pantai yang satu ini bisa dibilang sebagai pantai yang baru saja dieksplorasi
sebagai tujuan wisata. Tekstur pesisir pantai yang berkarang menjadikan kami
tidak dapat bermain air secara bebas. Cukup dengan menikmati pasir putih dan
suasananya yang sepi, kami pun berfoto-foto. Oh ya, kami pun tidak lupa untuk
berfoto di bawah pohon duras atau yang dikenal sebagai pohon Pok Tunggal. Jauh
dari ekspektasi memang. Ya, karena ketika saya browsing di internet, pohon ini tampak cantik dan megah karena
didukung oleh tehnik fotografi yang memadai tentunya. Ketika saya sampai di
sana, ternyata pohon ini tampak biasa saja. Hehe..saatnya beranjak kawan!
Destinasi tujuan ketiga kami adalah pantai Indrayanti, ya, pantai yang sudah
berulang kali saya kunjungi. Pemilihan tujuan ketiga ini lebih karena kami yang
lapar dan ingin makan siang di pantai yang terkenal dengan menu seafood dan gazebo-gazebonya yang
menarik ini. Namun kami pun menyempatkan untuk berenang, benar-benar berenang
tanpa peduli lagi terhadap kulit yang akan terbakar mengingat waktu sudah
menunjukkan pukul 10.00 WIB. Rani pun sudah siap dengan bikininya namun batal
diekspos karena canggung. Haha.. Diapa-apakan ini di Jogja, di tanah berbudaya
yang senantiasa membuat orang-orangnya bersikap santun secara alamiah. Time to have lunch! Kami pun menikmati
hidangan seafood dan es kelapa muda sebelum akhirnya kembali ke losmen dan
bersiap pulang ke Jogja. Kuliner seafood disini terasa sangat nikmat, entah
karena kami yang lapar atau karena hidangannya yang terasa komplit dengan
sajian sambal pedasnya. Oh ya, mengenai indahnya pantai-pantai di postingan
kali ini, biarkan foto-foto saja yang berbicara ya! Pantai selalu menghadirkan
hiburan tersendiri bagi saya, tidak tergantikan! :) Kenali Negerimu, Cintai Negerimu!
|
Friendship :) at Pok Tunggal
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar