Saya bersama Mimin di salah satu sudut Sanggaluri Park |
Hari ini,6 Agustus 2011 merupakan hari puasa keenam saya dan entah mengapa, sambil menanti waktu berbuka saya ingin menceritakan cerita jalan-jalan saya lagi yang kali ini mengunjungi Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah. Jika dibilang ini merupakan cerita koas jalan-jalan saya memang jauh lebih tepat disebut demikian. Ya koas, ya jalan-jalan..Hehehe. Sebenarnya kunjungan saya ke Purbalingga adalah sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya mengingat lokasi koas dinas saya yang ada di purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas. Sebelumnya tidak ada rencana sama sekali berwisata ke Kabupaten Purbalingga, alasan utamanya ya karena saya tidak tahu jalan menuju ke Purbalingga meskipun letaknya berbatasan dengan Banyumas. Tapi Tuhan selalu memahami niat dan keinginan positif umatnya,hehehe..Suatu pagi ketika saya melakukan kunjungan kedinasan bersama dokter hewan dinas yang kebetulan CPNS baru, ternyata sang dokter tidak mengetahui jalan menuju lokasi pasar ternak yang akan kami tinjau. Dengan modal kepercayaan diri yang luar biasa, sang dokter baru ini melaju kencang dengan saya sebagai salah satu pengikutnya berada di belakang kendaraan sang dokter. Sang dokter ngebut, saya pun ngebut..saya jelas tidak mau nyasar hanya karena kehilangan jejak sang dokter yang berada di depan saya. Eh..ternyata sang dokter yang kami ikuti baru tersadar jika ia telah salah memilih jalan yang akhirnya menghantarkan kami semua di jalan raya dengan gapura besar bertuliskan KABUPATEN PURBALINGGA..hahaha..sang dokter pun hanya tersenyum-senyum “geje” (baca: gak jelas) ketika kami menanyainya mengenai lokasi pasar ternak yang benar. Saat itu saya melihat ekspresi wajah kawan-kawan saya yang ikut nyasar di hari itu tersenyum kecut, tapi lain dengan saya! Walaupun nyasar cukup jauh, tapi setidaknya saya menemukan jalan menuju Purbalingga untuk dolan ke sana ketika weekend tiba.
Pintu Masuk Owabong
|
Saya sudahi cerita mengenai salah jalan menuju pasar ternak, karena itu hanya sekedar intro dari cerita saya ini. Yup! Weekend pun tiba, saya hanya bermodalkan 2 teman saya (yang berkenan ikut di hari itu) akhirnya bersiap untuk mengunjungi Purbalingga dengan mengendarai sepeda motor kami. (nb: tentunya sebelum memutuskan untuk pergi ke Purbalingga, kami sudah googling informasi tempat wisata di sana). Perjalanan berlangsung kurang lebih 1 jam-an, dan sampailah saya dan kedua teman saya di objek wisata Owabong waterpark. Ya memang hampir mirip dengan beberapa waterpark pada umumnya, tapi boleh dibilang di Owabong ini harga tiketnya lumayan miring. Owabong merupakan singkatan dari Objek Wisata Air Bojongsari dan tentunya kami sudah mempersiapkan untuk memuaskan diri dengan bermain air sepagian hingga siang. Selesai membeli tiket, ganti baju di ruang ganti, kami langsung menuju lokasi per-kolam-an. Hehehe..disini fasilitasnya lumayan lengkap yang terdiri dari ruang ganti yang jumlahnya cukup banyak, loker penyimpanan juga banyak, kamar mandi dan juga pedagang kaos yang harganya murah! Sementara fasilitas permainannya sendiri terdiri dari kolam Olympic (didesain seperti untuk kejuaraan renang), kolam awal dengan spiral waterslide dan torpedo waterslide yang tingginya sekitar 13 m dan juga kolam akhir dengan big pillow, trampoline dan ember tumpahnya. Tentunya sebagai orang yang suka main air tapi tidak bisa beradaptasi ketika di dalam air (baca: tidak bisa renang sama sekali) ini merupakan tantangan buat saya. Apalagi kedua teman saya bolak-balik memacu adrenalin mereka dengan seluncur di spiral waterslide. Berulang kali mereka meyakinkan saya untuk mencobanya. Dan saya pikir kapan lagi, dan mau apa lagi saya kemari jika bukan untuk mencobanya. Ini adalah permainan air yang ditawarkan, tidak ada alasan untuk memenangkan ketakutan saya.
Akhirnya saya coba dua-duanya. Pertama saya meluncur di spiral waterslide 13 m. Jujur saya tidak merasa safety sama sekali karena pelampung tidak diperbolehkan untuk digunakan ketika meluncur ke bawah. Saya bukan takut ketika meluncurnya..saya takut ketika saya kontak dengan air alias nyebur dengan kecepatan tinggi! Saya menikmati berputar-putar di spiral waterslide, tapi saya tidak suka saat dimana saya akan nyebur! Alhasil terbuktilah dengan benar..saya panik..saya sampai ditolong oleh regu penyelamat ketika saya tampak kelimpungan setelah nyebur di kolam. Padahal ketika saya berdiri di kolam, tinggi air hanya sebatas pusar saya. Wew! Malunya saya! Dari atas kedua teman saya tampak menertawakan. Dan saya berjanji bahwa saya tidak akan meluncur di spiral waterslide lagi hahaha. Satu tantangan tersisa yaitu untuk meluncur di torpedo waterslide. Bentuknya sih memang simple, hanya lurus (tanpa berkelak-kelok) dan tingginya pun sekitar setengah dari spiral waterslide atau sekitar 6 m. Tapi..ZzzZZ..ternyata tantangannya adalah bentuknya yang nyaris tegak alias curam! Lagi-lagi dihadapkan dengan kecepatan air yang tinggi. Byurr!! Selesai sudah tantangan kedua. Saya merasa torpedo water slide cukup aman dan nyaman dibandingkan dengan spiral waterslide. Setelah itu kami menikmati kolam akhir dengan ember tumpah raksasanya (standar sih, sama seperti di waterpark lainnya). Oh ya walaupun saya tidak mencobanya tapi di Owabong ini terdapat teater 4D, gokart, flying fox dan juga kolam buat anak-anak. Matahari akhirnya naik ke atas, dan kami pun tidak lagi berkompromi dengan air yang terik sehingga kami pun meyudahi acara bermain kami.
Byurr.. Sampailah pada kepanikan -.-
|
Akhirnya saya coba dua-duanya. Pertama saya meluncur di spiral waterslide 13 m. Jujur saya tidak merasa safety sama sekali karena pelampung tidak diperbolehkan untuk digunakan ketika meluncur ke bawah. Saya bukan takut ketika meluncurnya..saya takut ketika saya kontak dengan air alias nyebur dengan kecepatan tinggi! Saya menikmati berputar-putar di spiral waterslide, tapi saya tidak suka saat dimana saya akan nyebur! Alhasil terbuktilah dengan benar..saya panik..saya sampai ditolong oleh regu penyelamat ketika saya tampak kelimpungan setelah nyebur di kolam. Padahal ketika saya berdiri di kolam, tinggi air hanya sebatas pusar saya. Wew! Malunya saya! Dari atas kedua teman saya tampak menertawakan. Dan saya berjanji bahwa saya tidak akan meluncur di spiral waterslide lagi hahaha. Satu tantangan tersisa yaitu untuk meluncur di torpedo waterslide. Bentuknya sih memang simple, hanya lurus (tanpa berkelak-kelok) dan tingginya pun sekitar setengah dari spiral waterslide atau sekitar 6 m. Tapi..ZzzZZ..ternyata tantangannya adalah bentuknya yang nyaris tegak alias curam! Lagi-lagi dihadapkan dengan kecepatan air yang tinggi. Byurr!! Selesai sudah tantangan kedua. Saya merasa torpedo water slide cukup aman dan nyaman dibandingkan dengan spiral waterslide. Setelah itu kami menikmati kolam akhir dengan ember tumpah raksasanya (standar sih, sama seperti di waterpark lainnya). Oh ya walaupun saya tidak mencobanya tapi di Owabong ini terdapat teater 4D, gokart, flying fox dan juga kolam buat anak-anak. Matahari akhirnya naik ke atas, dan kami pun tidak lagi berkompromi dengan air yang terik sehingga kami pun meyudahi acara bermain kami.
Di depan Sanggaluri Park
|
Ganti baju pun sudah, dan selanjutnya kami memutuskan untuk segera keluar dari objek wisata Owabong. Bermodalkan pamflet dan orang-orang sekitar akhirnya kami pun menuju Sanggaluri Park yang ternyata lokasinya pun tak jauh dari Owabong. Di Sanggaluri Park ini terdapat taman reptil, museum Kupu (di sini merupakan bagian yang paling menarik menurut saya), museum uang, museum wayang, dan rumah boneka. Lokasinya lumayan luas dengan penataan ruang dan wilayah yang menurut saya tertata apik. Saya merasa bahwa pemda Purbalingga sadar betul akan perlunya peningkatan wisata daerahnya. Apalagi di dalam Sanggaluri ini terdapat museum prestasi yang isinya merupakan bukti-bukti prestasi yang diraih Kabupaten Purbalingga ataupun penduduk Purbalingga. Penghargaan yang nyata bukan? Dari sinilah saya juga beranggapan bahwa Pemda Purbalingga memang cukup peduli akan rakyatnya =). Pertama memasuki kompleks Sanggaluri ini, saya dihadapkan dengan museum Kupu dengan koleksinya yang tertata apik, disinilah saya paling lama menghabiskan waktu untuk mengamati satu per satu koleksi yang terpampang dengan indah. Lalu saya menuju taman Reptil, untuk bagian ini saya skip karena tak jauh beda dengan koleksi Gembira Loka Zoo dimana saya sudah lumayan akrab karena koas di sana juga selama 1 minggu. Bangunan lainnya yaitu rumah boneka (standar sih isinya, hanya saja koleksinya merupakan sumbangan dari seorang bocah kecil—ya..Wow juga untuk ukuran anak seumurannya), lalu museum uang dan perangko (berisi koleksi dan perjalanan mata uang di Indonesia), museum wayang (dengan koleksi dari beberapa daerah di Indonesia), juga museum prestasi yang sudah saya sebutkan tadi. Hari sudah mulai sore, kami pun segera menyudahi kunjungan kami di Sanggaluri Park ini.
Saya sebenarnya masih ingin mengunjungi satu objek lagi yaitu Goa Lawa, tapi karena letaknya yang terpencil dan saat itu hujan deras, ditambah medan yang berlubang-lubang membuat kami yang sudah dalam perjalanan menuju ke sana akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Lagian para penduduk tidak lihai dalam menunjukkan jalan menuju Goa Lawa yang mengakibatkan kami sempat tersasar dan juga minimnya papan penunjuk jalan menuju Goa Lawa. Ya sudahlah, belum berjodoh dengan Goa Lawa. Hehehe..kami pun segera kembali menuju Purwokerto dengan sebelumnya menikmati bakso kaki lima, karena esok hari sudah senin lagi yang artinya kami sudah harus berada di dinas lagi untuk koas kedinasan.
Museum Kupu @ Sanggaluri Park
|
Saya sebenarnya masih ingin mengunjungi satu objek lagi yaitu Goa Lawa, tapi karena letaknya yang terpencil dan saat itu hujan deras, ditambah medan yang berlubang-lubang membuat kami yang sudah dalam perjalanan menuju ke sana akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Lagian para penduduk tidak lihai dalam menunjukkan jalan menuju Goa Lawa yang mengakibatkan kami sempat tersasar dan juga minimnya papan penunjuk jalan menuju Goa Lawa. Ya sudahlah, belum berjodoh dengan Goa Lawa. Hehehe..kami pun segera kembali menuju Purwokerto dengan sebelumnya menikmati bakso kaki lima, karena esok hari sudah senin lagi yang artinya kami sudah harus berada di dinas lagi untuk koas kedinasan.
Berikut adalah rincian harga tiket yang menurut saya lumayan murah selama di Purbalingga:
- Tiket masuk Owabong (weekend) : Rp. 20.000
- Tiket masuk Sanggaluri Park : Rp. 10.000 (sudah termasuk semua museum)
Murah bukan? Bagi saya ini wisata yang cukup hemat.. ^^ tetap menikmati indahnya Indonesia, Kenali negerimu, Cintai Negerimu! :D
@ Rumah Boneka, Sanggaluri Park |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar