Kamis, 04 Agustus 2011

Yogyakarta, The Lovely City part 1


di salah satu jendela masjid bawah tanah @Kampung Taman

Yaya! Yogyakarta memang selalu melekat erat di hati saya! Kota kelahiran saya, dan walaupun saya tidak tumbuh di Yogyakarta, tapi tetap menjadi kota yang paling sering saya kunjungi bersama keluarga  setiap akhir pekan - hingga akhirnya kakak dan saya memutuskan untuk berkuliah di UGM yang merupakan PTN favorit di Jogja tercinta ini. Hmm..kali ini saya ingin membagi cerita jalan-jalan saya khusus di Kotamadya Yogyakarta. Yup!  Kebanyakan orang (terutama pendatang) menganggap Provinsi D. I. Yogyakarta alias JogJa ini ya Kota Yogyakarta karena memang sih, kebanyakan pusat kebudayaan yang berbau keraton ada di Kodya Yogyakarta. Padahal kalau dilirik lagi, baik Kab. Sleman, Kulon Progo, Bantul maupun Kab. Gunung Kidul menyimpang destinasi yang juga luar biasa bagus!
Selama saya berkuliah dan ber-koas yang totalnya sudah hampir 5 tahun ini, saya berani menyebutkan bahwa saya belum sepenuhnya menjelajahi dan menjajal semua pariwisata yang ditawarkan Kodya Yogyakarta (and then called “the LoveLy CiTy”!) ini, makanya saya sengaja bikin postingan part 1 dengan harapan bakal ada kelanjutannya, alias cerita part 2, part 3 dst. Saya akan mengawali cerita saya di “Lovely City” ini dengan Taman Sari. Siapa yang tidak tahu dangan taman air yang satu ini. Saking uniknya saya sudah mengunjunginya lima kali, karena apa boleh buat, menurut saya taman air yang satu ini sangat recommended untuk dikenalkan pada kawan atau saudara yg sedang berlibur dan meminta saya untuk mengantarkan mereka muter-muter JogJa. Harga tiketnya pun cukup terjangkau (terakhir ke sana saya cukup membayar Rp. 2500,-) ditambah sekitar Rp.10.000,- untuk uang rokok apabila kita berminat untuk memakai tour guide yang notabene penduduk lokal dan siap menjelaskan setiap detail istana taman air ini. Di bagian awal dari taman air ini, kita akan disambut dengan gerbang  indah terbuat dari cor semen dengan ukiran sebagai ornamennya. Saya juga masih tidak habis pikir, di jaman dahulu yang seperti itu sudah ada inisiatif untuk karya seni bangunan yang luar biasa. Hmm.. perlu diketahui bahwa semua kompleks bangunan taman air ini didesain oleh arsitek yang didatangkan dari negeri portugis.


Kota Praja Yoggyakarta

Setelah melewati gerbang, kita akan disambut oleh pelataran yang konon katanya (lebih tepatnya kata tour guide saya hehe) merupakan tempat para selir keraton menari bersama sementara sang sultan melihat mereka dari atas gerbang untuk selanjutnya menentukan selir mana yang akan dipilih untuk menemani sang sultan. Bagian selanjutnya setelah pelataran adalah kompleks kolam pemandian yang nilai artistik bangunannya pun tak kalah “Wow”. Kompleks pemadian ini merupakan kompleks pemandian bagi para puteri sultan dan juga selir. Sementara di sisi selatan kolam pemandian, kita akan menemukan bangunan yang berfungsi sebagai kamar sultan lengkap dengan ruang gantinya. Tak kalah indahnya yaitu kompleks masjid bawah tanah dan kompleks reruntuhan yang bisa ditemukan dengan menyusuri kampung Taman. Bagi saya, masjid bawah tanah ini cukup unik dengan bentuknya yang melingkar, tersusun atas 2 tingkat dan letaknya itu lho..dibawah tanah! Hehehe..sementara kompleks reruntuhan yang saya sebutkan tadi, konon kata tour guide saya merupakan tempat sang sultan menjamu para tamu untuk sajian makan malam dibawah panorama bulan. Hmm, sayang! Kini reruntuhan itu sudah semakin abstrak apalagi setelah gempa yang menggoncang Jogja dengan cukup sering beberapa waktu terakhir ini. Untung saja kini reruntuhan tersebut mulai direhabilitasi sedikit demi sedikit (setidaknya ada usaha untuk menjaga keutuhannya!)

@ Istana air Taman Sari di tahun 2010

Saya sudahi jalan-jalan saya di istana air Taman Sari, saatnya loncat menuju Keraton Yogyakarta! Yaya..kompleks keraton ini bisa kita tempuh sekali jalan dengan kunjungan ke istana Taman Sari karena memang lokasinya yang searah dan sejalur. Saya pribadi lebih memilih untuk memasuki keraton dari pintu belakang dengan pertimbangan lebih banyak yang bisa dijelajahi. Cukup dengan membayar Rp.5000,- kita sudah bisa memasuki area keraton ini. Saya selalu suka aroma keraton! Memasuki gerbang-gerbang kebesaran nan klasik, melihat bangunan joglo, gamelan dan seluruh abdi dalem dengan busana sorjan adalah sesuatu yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Saya pun bersama dua orang kawan saya memasuki ruang lukisan keraton terlebih dulu. Di sana dipajang lukisan para Sultan dari yang pertama sampai yang terbaru dengan seluruh kerabatnya, bahkan terdapat pohon silsilah untuk setiap Sultan dari masa ke masa. Selain itu ada juga ruang koleksi poselin dan keramik, ruang yang berisikan benda-benda masa muda sang Sultan, juga ruang koleksi batik dengan segala motif yang disesuaikan dengan tujuan penggunaan batik itu sendiri. Senang, senang, senang! Jalan-jalan di keraton bagi saya adalah hal yang tidak pernah membosankan. Keluar dari keraton, kita akan menemukan Museum Kereta Keraton. Ketika kecil saya sudah beberapa kali mengunjunginya, dan berhubung seingat saya hanya berisikan kereta kencana (yang tetap indah tentunya!), saya memutuskan untuk men-skipnya pada jalan-jalan kali ini mengingat keterbatasan waktu juga. Tapi bagi saya, museum ini  tetap recommended juga bagi anda yang tertarik untuk melihat kereta kencana khas JogJa. =) Mari lanjutkan jalan-jalan hemat di Kota Yogyakarta dengan sedikit ke utara dari alun-alun utara keraton. Yup! Kita akan sampai ke museum Seno Budoyo. Dengan bangunannya yang nyaman kita akan dihantarkan oleh museum ini untuk melihat perjalanan budaya Jawa, masuknya agama Budha, Hindu serta Islam ke Jawa bahkan bukti-bukti jaman Pra Sejarah di pulau Jawa. Lengkap dengan koleksi Gamelan, Wayang, Perjalanan Islam, Arca-arca hindu dan artefaknya maka kita akan melakukan pembelajaran singkat yang menarik. Berapa harga tiket masuknya? Sangat murah! Hanya dengan Rp.3000,- kita sudah dapat melakukan studi singkat tentang perjalanan budaya, agama dan pra sejarah di pulau Jawa.


di tengah arca-arca jaman Hindu Budha @ Museum Seno Budoyo

Bersama simbol Ngayogyakarta hadiningrat

Okelah..jalan-jalan part 1 saya di Kota Yogyakarta saya cukupkan sekian dulu, selanjutnya saya akan menceritakan part 2 saya dengan lokasi wisata yang masih menarik untuk dijelajahi di Kota Yogyakarta =). Berikut adalah detail harga tiket di jalan-jalan part 1 saya ini:
Istana Air Taman Sari               Rp. 3000,-
Keraton Yogyakarta                 Rp. 5000,-
Museum Kereta                       Rp. 3000,-
Museum Seno Budoyo              Rp. 3000,-


                               
Keraton Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar